Dampak Covid-19, BI Proyeksi Inflasi Saat Ramadhan Lebih Rendah

AMBON - Realisasi inflasi pada bulan April di bawah proyeksi Bank Indonesia (BI). Sebelumnya, BI memperkirakan inflasi April 0,18%, namun realisasinya lebih rendah yakni 0,08%.
"BPS sudah umumkan inflasi di bulan April 0,08% mtm, yoy 2,67% berarti ini lebih rendah dari perkiraan kami ya. Tempo hari kami perkirakan 0,18% mtm tahunan 2,98% seperti itu," kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers virtual, Rabu (6/5/2020).
Menurutnya, rendahnya inflasi dipengaruhi oleh faktor permintaan. Permintaan turun karena imbas penanganan pandemi Covid-19.
"Nah ini kan lebih rendah menunjukkan faktor permintaan mulai sudah mempengaruhi rendahnya inflasi. Kalau permintaan rendah akan barang dan jasa tekanan inflasinya kan lebih rendah. "Ini indikator inflasinya lebih rendah dari yang diperkirakan karena penanganan Covid dulu social distancing, physical distancing, WFH, dan PSBB ini pengaruhi mobilitas manusia dan pengaruhi permintaan barang dan jasa karenanya inflasi lebih rendah," unggkapnya.
Ia menjelaskan, hal itu juga yang membuat inflasi pada Ramadhan ini diproyeksi lebih rendah dari rata-rata historisnya.
"Ini juga mendasari kenapa inflasi di bulan Ramadhan ini akan lebih rendah dari rata rata historisnya kalau 0,6-0,9%, akan jauh lebih rendah karena faktor PSBB pembatasan mobilitas manusia pengaruh ke permintaan masyarakat barang dan jasa akan pengaruh ke inflasi dan dasari kenapa kami perkirakan inflasi tahun ini rendah dan terkendali, 3 plus minus 1%," jelasnya. (MT-05)
Komentar