Musda Golkar Kota Ambon Deadlock
AMBON – Musyawarah Daerah (Musda) IX Partai Golkar Kota Ambon mengalami deadlock, setelah pimpinan sidang menemukan dua surat dukungan dari Dewan Pertimbangan Golkar Kota Ambon.
Pantauan malukuterkini.com, hingga Jumat (11/9/2020) pukul 04.00 WIT, Yusri Mahedar yang memimpin siding mempertanyakan dua surat dukungan tersebut, dimana surat dukungan yang pertama ditandatangani oleh Sekretaris Dewan Pertimbangan DPD Partai Golkar Kota Ambon Latif Hatala yang distempel. Sedangkan satu surat lainnya, ditandatangani oleh enam anggota dewan pertimbangan tanpa stempel.
Hal itu menyulut perdebatan dari kubu Max Siahay dan Elly Toisuta.
Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Golkar Kota Ambon, Margaretha Siahay mengaku dalam sidang terseut sangat keberatan ada surat yang bertanda tangankan sekretaris disertai stempel cap.
"Instrupsi pimpinan sidang, saya mau katakan surat itu siapa yang buat karena sekretaris sedang sakit dan saya mau sampaikan bahwa dewan pertimbangan tidak memiliki stempel, Jadi saya mau pertanyakan dari mana itu stempel tersebut," tandasnya.
Sementara dari kubu Elly Toisutta mengakui membuat surat dan membawanyake Sekretaris Dewan Pertimbangan untuk ditandatangani.
Karena tak puas dengan jawaban itu, dan saling berdebat. Alhasil pimpinan sidang pun menskors sidang Musda sampai batas waktu yang tidak ditentukan.
Bukan itu saja, pelaksanaan lanjtan Musda Golkar Kota Ambon akan diambil ahli oleh DPD I Provinsi Maluku.
"Sebagai pimpinan sidang, sidang ini saya skors sampai batas waktu yang tidak ditentukan dan diahlikan ke DPD I, sambil menunggu surat menyusul," ujar Mahedar.
Untuk diketahui, Musda Golkar Kota Ambon telah berlangsung sejak Rabu (9/9/2020), namun karena banyaknya perdebatan sidang diskors ke Kamis (10/9/2020).
Walaupun sudah diskors pun masih saja melakukan perdebatan antara peserta pada tiga calon yaitu Max Siahay, Elly Toisutta dan Frederika Latupapua. (MT-05)