Gubernur Maluku Dianugerahi Gelar Adat “Badingil Mas”
TUAL, MalukuTerkini.com - Gubernur Maluku Murad Ismail mendapat penganugerahan gelar adat Badingil Mas oleh Dewan Adat Ur Siuw Lor Lim.
Penganugerahan adat dipusatkan di Rumah Raja Tual, Sabtu (24/9/2022).
Pemberian gelar adat tersebut ditetapkan dengan keputusan Rat Ur Siuw Rat Lor Lim (Raja dalam persekutuan adat Pata Lima), yang meliputi Raja yang ada di wilayah pemerintahan Kabupaten Maluku Tenggara maupun wilayah administrasi Pemerintahan Kota Tual.
Raja Faan, Patrick Renwarin saat membacakan surat keputusan Para Raja Ur Siuw Lor Lim mengaku para raja memutuskan memberikan gelar adat Badingil Mas kepada Gubernur Maluku, Murad Ismail dan gelar adat Nen Dit Masneu kepada Widya Pratiwi Murad diputuskan dalam rapat para Raja di rumah Raja Faan, pada 11 September 2022.
Gelar Adat ditandai dengan penyematan mas adat Kei ditangan Gubernur oleh Raja Tual, Djafar Tamher dan pemasangan topi adat serta syal tenun Kei.
Tak hanya Gubernur Ketua TP PKK Maluku Widya Pratiwi Murad mendapat gelar adat Nen Dit Masneu yag ditamdai dengan gelang adat dan syal adat Kei oleh Raja Dullah, B Renuat.
Badingil Mas memiliki arti sebagai pengendali ke arah mana yang hendak dituju dalam kehidupan masyarakat Kei.
Sedangkan Nen Dit Masneu yang artinya berdiri di depan sebagai pemimpin dan pelindung bagi perempuan Kei di wilayah Kota Tual.
Gubernur Maluku Murad Ismail dalam sambutannya mengatakan, gelar adat Ini adalah sebuah bentuk kepercayaan serta kehormatan yang diberikan masyarakat.
"Atas nama pribadi dan keluarga kami menyampaikan terima kasih dan rasa hormat yang setinggi-tingginya kepada pimpinan dan seluruh masyarakat adat key yang ada di kota Tual maupun Maluku Tenggara khususnya para pimpinan dan pemangku adat Rat Ur Siuw dan Lor Lim (persekutuan adat patas Siwa pata lima), yang telah mempercayakan gelar adat yang sakral kepada kami berdua. Itu berarti masyarakat Kei sangat mencintai kami dan tentu saja kami pun mencintai saudara-saudara semua," ungkapnya.
Dikatakan, gelar adat ini akan membuat dirinya dan seluruh masyarakat adat Kei harus berjalan bersama bekerja bersama dalam sebuah frekuensi yang sama. (MT-04)
Komentar