Operasional Pelabuhan di Maluku Aman Pasca Gempa M 7,9

AMBON, MalukuTerkini.com - Kementerian Perhubungan memastikan sarana dan prasarana serta fasilitas pelabuhan yang ada di wilayah Maluku dalam kondisi baik dan aman paska bencana alam gempa bumi M 7,9 (parameter update M 7,5) di Maluku yang terjadi Selasa (10/1/2023) pukul 02.47 WIT.
Gempa bumi itu juga sempat diiringi peringatan dini tsunami, meskipun peringatan itu sudah diakhiri oleh BMKG.
Direktur Jenderal Perhubungan Laut Arif Toha juga menyatakan selain pelabuhan, Sarana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP) juga dalam kondisi baik.
"Pasca kejadian gempa bumi, berdasarkan laporan yang diterima dari para kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) di wilayah Maluku, pelabuhan dan SBNP yang ada di Maluku dalam keadaan baik dan aman," ujar Arif Toha dalam keterangannya, Selasa (10/1/2023).
Arif menjelaskan saat ini pelayanan transportasi laut juga berjalan normal, namun para petugas harus tetap waspada dan tetap mengutamakan keselamatan pelayaran.
"Untuk pelayanan transportasi laut berjalan dengan normal, akan tetapi saya meminta kepada seluruh petugas yang bekerja agar tetap selalu waspada dan siaga serta tetap mengutamakan keselamatan dalam pelayaran," jelasnya.
Arif meminta agar jajarannya di lokasi yang terkena gempa untuk tetap waspada dan siaga terhadap gempa susulan yang dapat terjadi sewaktu-waktu dan menginstruksikan untuk terus melakukan pengawasan dan pengecekan jika ditemukan adanya kerusakan pasca gempa bumi tersebut di pelabuhan.
"Saya minta kepada seluruh kepala UPT yang ada di Maluku untuk terus waspada dan siaga kedepannya, selain itu harus siap membantu jika fasilitas pelabuhan dibutuhkan untuk proses evakuasi atau penyaluran bantuan," ungkapnya.
Ia juga mengharapkan kepada kepala UPT di wilayah Maluku untuk dapat menginformasikan kondisi terkini secara berkala dan berkoordinasi dengan stakeholder terkait di Maluku agar dapat bergerak cepat serta mengantisipasi sesuatu hal yang tidak diinginkan.
Sebagai informasi, UPT Ditjen Perhubungan Laut di wilayah Maluku berjumlah 16 UPT dan Maluku Utara sebanyak 10 UPT.
Sebagaimana diketahui, gempa bumi tektonik berkekuatan magnitudo M 7,9 yang terjadi di kawasan Laut Banda khususnya yang berada di wilayah Kabupaten Kepulauan Tanimbar dan Maluku Barat Daya, Provinsi Maluku, Selasa (10/1/2023) pukul 02.47 WIT.
“Hasil analisis BMKG menunjukkan gempa bumi ini memiliki parameter update dengan magnitudo M7,5. Episenter gempabumi terletak pada koordinat 7,37° LS ; 130,23° BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 136 Km arah Barat Laut Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Maluku pada kedalaman 130 km,” jelas Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono dalam keterangannya yang diterima malukuterkini.com, Selasa (10/1/2023).
Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, menurut Daryono, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi menengah akibat adanya aktivitas subduksi Laut Banda.
“Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault),” ungkapnya.
Ia merincikan gempa bumi ini berdampak dan dirasakan di daerah Saumlaki dengan skala intensitas V MMI (Getaran dirasakan hampir semua penduduk, orang banyak terbangun), daerah Dobo, Tiakur IV MMI (Pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah, di luar oleh beberapa orang, gerabah pecah, jendela/pintu berderik dan dinding berbunyi), daerah Sorong, Kaimana, Alor, Waingapu, Waijelu, Lembata dengan skala intensitas III-IV MMI (Bila pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah), daerah Kairatu, Merauke, Nabire, Tanah Merah, Wamena, Bakunase, Kolhua, Sabu, Rote, Ende, Amarasi Selatan, Kota Kupang dengan skala intensitas II-III MMI (Getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan akan truk berlalu), daerah Ambon dan Piru II MMI (Getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang).
“Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempabumi ini Berpotensi Tsunami, dengan tingkat ancaman Siaga di Maluku Tengah, Kepulauan Maluku Tenggara, Kabupaten Kepukauan Tanimbar dan Kota Ambon; sedangkan tingkat ancaman Waspada di Maluku Tenggara, Seram Bagian Timur, Seram Bagian Barat, Buru, Wakatobi, Kendari Pulau Watulumango, Kepulauan Kendari, Konawe Bagian Selatan, Kota-Kendari dan Kendari,” rincinya.
Daryono menambahkan, hingga pukul 04.37 WIT, hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya 3 aktivitas gempabumi susulan (aftershock) dengan magnitudo M5,5 M4,8 dan M4,5. (MT-06)
Komentar