Sekilas Info

Kepala BNN Temui Ketua MPH Sinode GPM

AMBON, MalukuTerkini.com – Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN), Komjen Pol Marthinus Hukom menemui Ketua Majelis Pekerja Harian (MPH) Sinode Gereja Protestan Malukiu (GPM) Pendeta Elifas T Maspaitella, di kantor Sinode GPM, Rabu (3/1/2024).

Komitmen untuk memerangi narkoba merupakan bagian dari tanggungjawab bersama pemerintah dan lembaga agama termasuk GPM menjadi inti pertemua keduanya.

Komjen Pol Marthinus Hukom saat pertemuan tersebut didampingi Kepala BNNP Maluku Brigjen Pol Raden Rudy Marfianto sedangkan Pendeta Elifas T Maspaitella didampingi Sekretaris Umum MPH Sinode GPM Pendeta SI Sapulette.

Sesuai pengalaman memimpi  Densus 88 Anti Teror Polri, Hukom mengaku terorisme dan narkoba memiliki sifat tertentu yang nyaris sam yaitu menyasar kepada kelompok tertentu secara ekonomi, memiliki daya merusak individu pada aspek akal, tubuh dan kesadaran, bergerak dengan dukungan modal yang signifikan dan memiliki jaringan internasional.

“Guna penanganan kasus narkoba secara lebih baik, selain langkah-langkah yang sudah dikerjakan selama ini, penting pula dilakukan profiling terhadap baik pengguna dan pengedar. Dengan profiling maka akan diketahui motif yang mendasar sehingga penanganan pencegahan awal menjadi lebih tepat,” ungkap lulusan Akademi Kepolisian (Akpol) 1991 ini.

Selain itu, katanya, profiling akan kelihatan juga faktor dukungan lingkungan, sehingga usaha pelibatan elemen masyarakat dari lingkungan dapat dilakukan secara maksimal.

Meresponi hal itu, Maspaitella mengaku gereja turut bertanggungjawab melalui pembinaan umat guna membentuk kesadaran masyarakat akan bahaya narkoba.

“Sesuai data, selain generasi muda, tetapi juga ibu-ibu rumah tangga juga sedang menjalani masa penahanan akibat dari penyalahgunaan narkoba dalam hal ini sebagai pengedar, dan mereka bisa saja menjadi korban karena alasan-alasan yang beragam,” ungkap Maspaitella sebagaimana dilansir sinodegpm.id.

Pada sisi itu, Hukom dan Maspaitella sepakat perlu pembinaan dan rehabilitasi berbasis masyarakat dengan memanfaatkan aktor-aktor yang secara tradisional memiliki pengaruh di dalam masyarakat, dalam hal ini orang tua, pendeta, pastor dan ustad, guru serta raja/kepala desa.

“Setiap aktor tradisional ini memiliki sistem dan lembaga yang harusnya efektif guna menyentuh semua lapisan masyarakat. Khusus mengenai rehabilitasi berbasis masyarakat,” kata Hukom.

Menurut Hukom, hal ini sangat membantu saat tidak ada pusat rehabilitasi yang permanen di suatu wilayah, terutama wilayah kepulauan seperti Maluku.

“Melalui rehabilitasi berbasis masyarakat maka pencegahan bisa dilakukan di masing-masing lokasi, sehingga mata rantai penyebarannya bisa diputuskan,” ungkapnya.

Pada kesempatan itu, BNN dan Sinode GPM menaruh harapan bersama pada upaya peningkatan kualitas pendidikan dan ekonomi.

Maspaitella menjelaskan dalam periodesasi lima tahun (2021-2025) Sinode GPM memang fokus pada dua isu besar yaitu pendidikan dan kualitas ekonomi keluarga.

“Terkait kualitas pendidikan kita berusaha melalui penataan sekolah-sekolah YPPK JB Sitanala, sedangkan untuk kualitas ekonomi keluarga dilakukan melalui GKM yang mencakup Gerakan Keluarga Menanam, Memasarkan dan Memasarkan hasil usaha keluarga, sehingga bisa mengubah orientasi kerja dan membentuk aktivitas produktif di kalangan keluarga dan warga gereja,” jelasnya. (MT-04)

Penulis:

Baca Juga

error: Content is protected !!