Sekilas Info

Syarat Tes PCR-Antigen Perjalanan Domestik Dicabut, Risikonya Harus Diwaspadai

Ilustrasi

AMBON, MalukuTerkini.com - Kini pelaku perjalanan domestik via darat atau laut yang sudah menerima dosis lengkap vaksin Covid-19 tidak lagi diwajibkan menunjukkan bukti negatif Covid-19  dari tes PCR atau antigen.

Kendati Demikian, kebijakan tersebut menuai kritik dari sejumlah pihak, khawatir Indonesia belum dalam kondisi aman seiring kasus Covid-19  yang terus meroket imbas gelombang Omicron.

"Pelaku perjalanan domestik dengan transportasi laut maupun darat yang sudah melakukan vaksinasi dosis kedua dan lengkap, sudah tidak perlu menunjukkan bukti tes antigen maupun PCR negatif," ujar Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan dalam konferensi pers virtual terkait hasil rapat terbatas evaluasi PPKM, Senin (7/3/2022).

Sebagai rekapan, data terakhir pada Senin (7/3/2022), Indonesia mencatat 21.380 kasus baru COVID-19, dibarengi 374.639 spesimen dan 17.272 suspek.

Namun Kendati tren kasus diyakini menurun di sejumlah wilayah Indonesia, pakar epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) Tri Yunis Miko Wahyono menegaskan yang paling penting bukanlah jumlah kasus, melainkan positivity rate.

Ia khawatir, angka kasus baru yang turun dari ke hari tersebut sebenarnya disebabkan rendahnya contact tracing.

"Menurut saya positivity rate-nya, kasusnya sekarang masih 30 ribu kemudian positivity rate-nya itu masih di atas 5 persen. Kalau mau bertambah, silakan nggak pakai antigen. Kalau kasusnya mau banyak lagi, ya begitu," ujar Miko sebagaimana dilansir detikcom, Senin (7/3/2022).

"Kasusnya mau banyak atau mau berkurang? Kasusnya kalau mau berkurang, ya seharusnya tetap tes antigen. Kalau kasusnya tidak mau berkurang ya silakan," ungkapnya.

Miko menegaskan kebijakan penanganan Covid-19 seharusnya berbasis bukti (evidence). Bercermin pada Amerika Serikat, testing Covid-19 masih diutamakan.

Sedangkan melihat pelonggaran aturan testing Covid-19 bagi pelaku perjalanan domestik di Indonesia, Miko khawatir keputusan tersebut berimbas pada peningkatan penularan.

"Kalau Amerika sikap hati-hatinya sangat jelas. Jadi dia tetap melakukan PCR bagi semua warga negaranya, apalagi kalau kontak dengan kasus, kemudian kapan dia melakukan kebijakan berbasis evidence. Kalau negara kita nggak jelas. Bali akan dibuka tanpa evidence, transportasi juga tidak akan dengan antigen tanpa evidence. Menurut saya evidence-nya nggak ada untuk mengatakan boleh tanpa tes antigen atau PCR. Biarin terjadi penularan. Kata lainnya kan begitu," ungkapnya. (MT-05)

Penulis:

Baca Juga

error: Content is protected !!