Dekan FK Unpatti Curhat Terkait Insentif Dokter di Maluku

AMBON, MalukuTerkini.com – Dekan Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Pattimura (Unpatti) Bertha J Que curhat terkait insentif dokter di Provinsi Maluku.
Hal itu ia ungkapkan saat menyampaikan sambutan pada pengambilan sumpah dan pelantikan dokter baru lulusan angkatan XXXIV Periode Mei 2025 Universitas Pattimura (Unpatti) yang dipusatkan di Gedung Presisi Polda Maluku., Selasa (3/6/2025).
“Setelah pengamblian sumpah dan pelantikan ini, [ara dokter muda akan menjalani program internsip selama setahun. Itu diatur oleh Kementerian Kesehatan. Setelah itu, mereka kembali melapor di FK Unpatti. Kita selnjutnya akan kirimka nama-nama mereka ke Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Maluku, tembusan ke gubernur dan rektor untuk diberdayakan. Tapi justru disinilah alumni kita tertahan, Kenapa? Karena Dinkes Maluku harus menanyakan kabupaten/kota yang mejadi tujuan bersedia berikan insentif ataukah tidak. Jika tidak, maka Dinkes juga tidak mengirim para dokter muda ini ke daerah-daerah tersebut,” ungkapya.
Akibatnya kata Bertha yang akan mengakhiri jabatannya pada 8 Juni 2025, karena penantian yag terlalu lama untuk penempatan maka para dokter tersebut mulai mmencari jalan sendiri.
“Saya kadang-kadang merinding. Mereka mulai cari jalan sendiri keluar dari Maluku, padahal FK Unpatti didirikan untuk nenjawab permasalahan kesehatan di daerah ini. Saya selalu bilamg kita sudah memproduksi mereka, tapi siapa yang harus menyebarkan mereka. Jika tidak ada yang mau megambil maka kita tutup saja FK” katanya.
Ia mengaku terkadang pendidikan kesehatan selalu dinilang jadi prioritas tetapi ketika sudah ada hasil pendidikannya justru tidak mau didayagunakan.
FK Unpatti didirikan karena Gubernur Maluku Karel Ralahalu pada waktu melihat dokter-dokter dari luar terkadang datang lalu pergi lagi dari Maluku. Sekarang FK Unpatti sudah menghadirkan tenaga dokter di depan mata. Mau alasan apa lagi, Jagan kaget suatu saat mereka lari keluar karna penantianmya tidak jelas. Seharusnya setiap kabupaten membut SK terkait insenti dokter. Jadi jarak puskesmas sekian insentifnya sekian, Selama ini baru dilakukan di Maluku Tenggara (alra) lalu disisul di Buru. Itu jelas. Di Malra cukup banyak alumni kita yang ASN disana, karena mereka jelas. Jika tidak jelas, tentu anak-anak juga berpokir,” ungkapnya.
Bertha juga mengaku selalu mengingatkan para dokter lulusan Unpatti untuk mengabdi kepada masyarakat Maluku selama beberapa tahun, barulah pergi mengambil spesialis.
“Kita selalu mengingatkan mereka setelah lulusan luangkan waktu 1-3 tahun untuk mengabdi pada masyarakat baru pergi mengambil spesialis. Para dokter lulusan Unpatti telah diajari mata kuliah dokter pulau 1 – 4. Sudah harus siapkan insentif atau standar hidup minimal, supaya mereka betah kerja di pulau-pulau,” ujarnya.
Menyikapi kondisi ini, Bertha mengatakan telah mengusulkan kepada Rektor Unpatti untuk membuka klinik-klinik milik Unpatti di kabupaten/kota sehingga menyerap tenaga-tenaga dokter tersebut. “Saat ini sudah era kurikulum kampus berdampak. Jika pemkab/pemkot tutup mata, maka saya telah megusulkan kepada Rektor Unpatti untuk membuka klinik-klinik milik Unpatti di kabupaten/kota sehingga menyerap tenaga-tenaga dokter tersebut.,” katanya. (MT-01)
Komentar