Duh! 2 Penerjun Payung Nyaris Tabrakan dengan Jet F-15

AMBON - Dua penerjun payung nyaris saja bertabrakan dengan dua jet tempur Amerika Serikat yang mengudara di wilayah udara Inggris. Insiden nyaris tabrakan ini diduga sebagian dipicu oleh masalah dalam komunikasi.
Seperti dilansir CNN, Jumat (13/9/2019), dua penerjun payung yang tidak disebut identitasnya itu, sedang terjun bebas dengan kecepatan 120 mph atau 193 kilometer per jam ketika dua jet tempur jenis F-15 terbang di bawah mereka pada 17 April lalu. Dua jet tempur F-15 milik Amerika Serikat itu dilaporkan mengudara dengan kecepatan nyaris mencapai 350 mph atau 563 kilometer per jam.
Laporan UK Airprox Board -- yang memantau insiden semacam ini -- menyebut insiden nyaris tabrakan atau yang secara resmi disebut airprox ini terekam kamera GoPro yang terpasang pada helm yang dipakai oleh salah satu penerjun payung. Menurut laporan yang dirilis beberapa pekan terakhir, kedua penerjun payung menaksir risiko terjadinya tabrakan saat itu masuk level 'medium'.
Lebih lanjut dijelaskan bahwa kedua penerjun payung itu lepas landas dengan pesawat ringan dari lapangan udara Chatteris di Cambridgeshire, Inggris. Sedangkan dua jet tempur F-15 itu lepas landas dari pangkalan Angkatan Udara Inggris (RAF) di Lakenheath, Suffolk, yang menjadi markas bagi Sayap Tempur ke-48 Angkatan Udara AS.
Kondisi cuaca saat insiden itu terjadi dilaporkan sangat baik. Laporan UK Airpox Board menyebut bahwa kedua penerjun terjun memiliki jarak pandang 10 kilometer, sedangkan kedua pilot jet tempur memiliki jarak pandang yang jelas hingga 50 kilometer. Insiden terjadi saat kedua penerjun belum mengaktifkan parasut mereka.
Diketahui bahwa zona pendaratan parasut yang telah ditentukan harus ditandai pada grafik penerbangan, yang berarti operator penerbangan wajib mengetahui bahwa ada penerjun payung di wilayah udara itu.
Menurut laporan UK Airprox Board, pangkalan RAF akan mendapatkan telepon dari Chatteris setiap pagi untuk memberitahu setiap aktivitas terjun payung yang dilakukan.
Salah satu pilot jet tempur F-15 menuturkan kepada penyidik setempat bahwa dirinya tidak menyadari bahwa Chatteris terbuka untuk penerjun payung pada saat itu.
Pilot ini juga menyatakan tidak ada pemberitahuan apapun dari pihak menara kendali lalu lintas udara (ATC). Ditambahkan laporan tersebut bahwa langkah-langkah telah diambil untuk mencegah terulangnya insiden serupa.
Ada sejumlah faktor, yang menurut laporan UK Airprox Board, berkontribusi dalam insiden ini. Salah satunya adalah masalah komunikasi yang diduga dipicu oleh beratnya beban kerja pada menara ATC Lakenheath.
"Menara kendali Lakenheath menyadari posisi Chatteris, dan (UK Airpox) Board diberitahu bahwa setiap pagi, Chatteris menelepon ATC untuk memberitahu kapan mereka aktif, pesawat yang membawa penerjun payung juga menggunakan frekuensi yang sama dengan mengudara dengan membawa penerjun payung," sebut UK Airprox Board dalam laporannya.
"Menara kendali diyakini memiliki banyak waktu untuk mengubah arah jet F-15 saat berkomunikasi pada frekuensi itu. Namun, frekuensi itu sibuk saat kedua jet mengudara dan jadi, saat pilot-pilot F-15 akhirnya berkomunikasi dengan menara kendali, mereka sudah akan terbang di atas Chatteris," jelas laporan itu.
Otoritas setempat tidak bisa menentukan seberapa dekat jarak jet F-15 dengan kedua penerjun payung saat insiden ini terjadi. Pertanyaan pun muncul soal sebenarnya seberapa besar risiko tabrakan terjadi. (MT-06)
Komentar