Sekilas Info

Ini Penyebab Ambon Kembali Ke Zona Merah Covid-19

PENJELASAN - Sekkot Ambon AG Latuheru (tengah) didampingi Kepala Dinas Kesehatan Kota Ambon, Wendy Pelupessy (kiri) memberikan penjelasan kepada wartawan di Balai Kota Ambon, Jumat (7/8/2020).

AMBON - Kurangnya disiplin terhadap protokol kesehatan, menjadi salah satu faktor Kota Ambon yang tadinya berada di zona oranye harus kembali ke zona merah.

Sekretaris Kota (Sekkot) Ambon AG Latuheru mengatakan, pada Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) tahap pertama Kota Ambon berada di zona merah, kemudian karena ada aksi kerja yang begitu luar biasa, dan didukung oleh seluruh komponen masyarakat maka Kota Ambon bisa keluar dari zona merah ke zona oranye dengan nilai 1,89.

Namun, katanya, nilai 1,89 ini bertahan cukup lama yang sebetulnya hasil analisa  dan hasil kerja-kerja disimpulkan kemungkinan besar Kota Ambon tetap berada di zona oranye bahkan kemungkinan bisa masuk di zona kuning.

"Dalam realitanya agak sedikit berbeda, ada pada beberapa faktor salah satu diantaranya memang disiplin masyarakat jadi ukuran kita, seperti cuci tangan, jaga jarak, dan pakai masker jadi ukuran kita," kata Latuheru kepada wartawan di Balai Kota Ambon, Jumat (7/8/2020).

Latuheru mengatakan, pelaksanaan PSBB transisi tahap II ini banyak kemudaham dam banyak kelonggaram yang diberikan namun sayang tidak dapat mampu untuk melaksanakan protokol kesehatan.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Ambon, Wendy Pelupessy, menjelaskan  dalam PSBB transisi pergerakan orang makin cepat, sehingga otomatis kasus konfirmasi akan naik.

"Ini masalahnya, kita lihat di PSBB tahap I dan II begitu ketat dimana-mana dan kita ada masuk di zona oranye, bahkan kita pernah mencapai di nilai 2,03. Kalau masuk di zona kuning itu nilai 2,5, namun kita berada pada nilai 1,8 kemudian bergesar satu poin maka kembali ke zona merah. Mudah-mudahan kedepan ini kita bisa mengontrol lagi pergerakan dan yang paling penting adalah prtokol kesehatan," jelas Pelupessy.

Ia menegaskan, kesadaran masyarakat terhadap protokol kesehatan masih kurang, ditandai dengan menggunakan masker ketika ada petugas.

"Kita lihat cara menggunakan masker dan sebagainya tapi itu bukan karena kesadaran tapi karena ketakutan, ada petugas, mereka pakai, tapi setelah kembali ke komunitas orang berkerumun, bergerombol tidak pakai masker dan sebagainya, ada yang pakai masker tidak tepat seperti  dibawah hidung dan dibawah dagu itu bukan penggunaan protokol kesehatan yang tepat," tandasnya.

Kembalinya Kota Ambon ke zona merah, juga disebabkan oleh naiknya angka kematian.

"Angka kematian yang juga mempengaruhi kita punya skors secara nasional maka kita terus melakukan pelacakan. Sebaiknya kita mendapatkan yang masih Orang Tanpa Gejala (OTG) dari pada yang sudah kritis karena kalau OTG kita masih bisa isolasi sementara kristis bisa ke meninggal dunia. Maka dari itu, kami himbau jika ada masyarakat merasakan gejala maka bisa ke fasilitas kesehatan," ungkapnya. (MT-05) 

Penulis:

Baca Juga

error: Content is protected !!