Sekilas Info

Lantik Pengurus Kabupaten Malra, Ini Harapan Ketua Dekranasda Maluku

PELANTIKAN DEKRANASDA MALRA - Ketua Dekranasda Provinsi Maluku, Widya Murad Ismail saat melantik pengurus Dekranasda Kabupaten Malra yang dipusatkan di Aula Kantor Bupati Malra, Minggu (25/10/2020) malam.

AMBON - Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Maluku, Widya Murad Ismail melantik  pengurus Dekranasda Kabupaten Maluku Tenggara periode 2018-2023.

Pelantikan dipusatkan di Aula Kantor Bupati Malra, Minggu (25/10/2020) malam tersebut, turut dihadiri Bupati Malra Taher Hanubun dan Forkopimda Kabupaten Malra.

Dalam sambutan, Widya mengatakan pelantikan tersebut hendaknya dipahami sebagai langkah awal organisatoris untuk memulai kiprah dalam berkarya demi meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta memajukan industri kerajinan di bumi Larvul Ngabal.

Dikatakan, pelantikan ini membuktikan komitmen dan konsistensi pemerintah provinsi Maluku melalui Dekranasda provinsi Maluku, untuk terus mendorong mendukung gerakan pemberdayaan dan pengembangan industri kerajinan sebagai gerakan nasional yang tumbuh dari oleh dan untuk masyarakat dengan demikian terwujudnya kesejahteraan dan kemandirian.

“Program dan kegiatan yang nantinya disusun dan ditetapkan harus memberikan aksentuasi dan sentuhan dari penjabaran terhadap visi dan misi pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara sehingga pola kemitraan antara antara Dekranasda dan pemkab dapat terus terjalin dalam menggapai kesejahteraan hidup masyarakat khususnya para pelaku industri kerajinan. Saya berharap agar pengembangan tenun menjadi karya kita bersama sebagai wadah berhimpun dan menjadi lembaga yang handal dalam mendukung kemandirian ekonomi Maluku,” katanya.

Widya mengaku, kiprahnya Dekranasda Provinsi Maluku   kini mulai terfokus pada pola pembinaan dan pengembangan tenun ikat Maluku sebagai salah satu warisan budaya leluhur.

Konsep pengembangan itu, menurutnya, diwujudkan dengan memberikan aksentuasi pada pola tenun yang selama ini bersifat konvensional dengan model metode 4 benang telah dirubah dengan metode dua benang dan menggunakan benang  sintetis yang telah berwarna sehingga memudahkan pengrajin tenun dalam menenun tanpa harus melakukan pewarnaan yang justru memakan waktu dalam proses tenun oleh para pengrajin.

"Kehadiran para perajin tenun perlu terus digiatkan seperti yang telah saya bentuk komunitas tenun di Kota Ambon dengan menghadirkan motif dan ciri khas kota Ambon. Ini pun yang harus menjadi cita-cita kita bersama sehingga di setiap kabupaten/kota di Maluku memiliki tenun dengan motif dan ciri khas dari masing-masing daerah sehingga terjamin kesejahteraan dari masyarakat khususnya para pelaku industri kerajinan di negeri raja-raja ini," harapnya. (MT-04)

Penulis:

Baca Juga

error: Content is protected !!