Inilah Data Sementara Dampak Gempa M 7,9 di Tanimbar

SAUMLAKI, MalukuTerkini.com – Getaran gempa bumi tektonik berkekuatan magnitudo M 7,9 yang terjadi di kawasan Laut Banda, Provinsi Maluku, Selasa (10/1/2023) pukul 02.47 WIT ternyata berdampak di wilayah Kabupaten Kepulauan Tanimbar.
Pantauan malukuterkini.com, hingga Selasa (10/1/2023) pagi akibat gempa tersebut, tembok area Hotel Galaxy di Saumlaki roboh, 10 unit rumah warga rusak parah dan 3 unit rusak ringan.
Selain itu, gedung Kantor Bupati Kepulauan Tanimbar juga mengalami keretakan.
Tak hanya itu, dikabarkan juga, 7 rumh di Desa Romnus - Nuswotar, Kecamatan Wuarlabobar juga mengalami kerusakan.
Pasca gempa tersebut, Penjabat Bupati Kepulauan Tanimbar, Daniel E Indey, yang ikut berbaur bersama masyarakat sekaligus memantau langsung situasi di sepanjang Jalan Poros, Kota Saumlaki, yang merupakan salah satu titik paling aman untuk mengungsi.
Ia juga mengimbau warganya agar tidak panik dan tetap waspada.
Getaran gempa tersebut membuat kepanikan seluruh masyarakat Tanimbar sehingga kemudian bergegas ke daerah yang dianggap lebih tinggi.
"Untuk seluruh masyarakat Tanimbar agar tetap berjaga-jaga dan waspada, tetap berdoa juga agar Tanimbar terhindar dari bencana ini. Carilah lokasi-loaksi yang dianggap aman juga," ungkap Indey
Catat! Ini Data Kerusakan Akibat Gempa M 7,9 di Tanimbar
Ia juga meminta kepada seluruh camat maupun kepala desa untuk update informasi baik itu terkait gempa maupun dengan dampak dari gempa tersebut.
"Camat dan para kepala desa tetap dan selalu memberikan imbauan dan informasi kepada masyarakat secara kontinu berdasarkan perkembangan laporan BMKG, sehingga masyarakat juga lebih waspada," jelasnya.
Peringatan Dini Tsunami di Maluku Berakhir, Kepala BMKG: Masyarakat Bisa Beraktivitas Normal
Sebagaimana diketahui, gempa bumi tektonik berkekuatan magnitudo M 7,9 yang terjadi di kawasan Laut Banda khususnya yang berada di wilayah Kabupaten Kepulauan Tanimbar dan Maluku Barat Daya, Provinsi Maluku, Selasa (10/1/2023) pukul 02.47 WIT.
“Hasil analisis BMKG menunjukkan gempa bumi ini memiliki parameter update dengan magnitudo M7,5. Episenter gempabumi terletak pada koordinat 7,37° LS ; 130,23° BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 136 Km arah Barat Laut Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Maluku pada kedalaman 130 km,” jelas Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono dalam keterangannya yang diterima malukuterkini.com, Selasa (10/1/2023).
Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, menurut Daryono, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi menengah akibat adanya aktivitas subduksi Laut Banda.
“Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault),” ungkapnya.
Ia merincikan gempa bumi ini berdampak dan dirasakan di daerah Saumlaki dengan skala intensitas V MMI (Getaran dirasakan hampir semua penduduk, orang banyak terbangun), daerah Dobo, Tiakur IV MMI (Pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah, di luar oleh beberapa orang, gerabah pecah, jendela/pintu berderik dan dinding berbunyi), daerah Sorong, Kaimana, Alor, Waingapu, Waijelu, Lembata dengan skala intensitas III-IV MMI (Bila pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah), daerah Kairatu, Merauke, Nabire, Tanah Merah, Wamena, Bakunase, Kolhua, Sabu, Rote, Ende, Amarasi Selatan, Kota Kupang dengan skala intensitas II-III MMI (Getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan akan truk berlalu), daerah Ambon dan Piru II MMI (Getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang).
“Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempabumi ini Berpotensi Tsunami, dengan tingkat ancaman Siaga di Maluku Tengah, Kepulauan Maluku Tenggara, Kabupaten Kepukauan Tanimbar dan Kota Ambon; sedangkan tingkat ancaman Waspada di Maluku Tenggara, Seram Bagian Timur, Seram Bagian Barat, Buru, Wakatobi, Kendari Pulau Watulumango, Kepulauan Kendari, Konawe Bagian Selatan, Kota-Kendari dan Kendari,” rincinya.
Daryono menambahkan, hingga pukul 04.37 WIT, hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya 3 aktivitas gempabumi susulan (aftershock) dengan magnitudo M5,5 M4,8 dan M4,5. (MT-06)
Komentar