Satgas Konga MTF XXVIII-O/UNIFIL Menuju Lebanon

AMBON, MalukuTerkini.com – Sebanyak 120 prajurit TNI yang tergabung dalam Satuan Tugas (Satgas) Kontingen Garuda (Konga) Maritime Task Force (MTF) XXVIII-O/ United Nations Interim Force in Lebanon (UNIFIL) Tahun 2023 berangkat menuju Lebanon.
Ratusan personel tersebut dilepas oleh Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto di Markas Kolinlamil, Jakarta Utara. Senin (11/12/2023).
Satgas yang dipimpin oleh Letkol Laut (P) Wirastya Haprabu ini terdiri dari 32 Perwira, 51 Bintara dan 20 Tamtama serta di dalamnya terdapat Wanita TNI.
Non ABK sebanyak 16 prajurit terdiri dari 4 Perwira Penerbang (Pilot dan Copilot), 1 Flight Engineers, 4 Air Crew, 1 Perwira Kesehatan, 1 Perwira Intelijen, 1 Perwira Psikologi, 1 Perwira Penerangan, 1 Perwira Hukum, 1 Bintara Kopaska dan 1 Bintara Penyelam.
Para prajurit menggunakan KRI Diponegoro-365 yang akan menggantikan KRI Frans Kaisiepo-368 yang tergabung dalam Satgas MTF TNI Konga XXVIII-N/UNIFIL.
Dihadapan ratusan prajurit TNI, Panglima TNI menyampaikan rasa bangga mendengar dan melihat kesiapan TNI Angkatan Laut.
“Saya sungguh merasa bangga, atas kesiapan TNI Angkatan Laut kita dalam menjalankan peran diplomasi militer di dunia Internasional sebagai bagian dari Pasukan Perdamaian PBB”.
Indonesia sebagai negara maritim terbesar di dunia, mengirimkan kapal perang dan helikopter TNI Angkatan Lautnya untuk bergabung dalam misi perdamaian PBB UNIFIL MTF, dimulai pada tahun 2009 dengan menggunakan kapal korvet jenis SIGMA.
Panglima TNI mengatakan perkembangan situasi global saat ini, khususnya konflik Israel dan Palestina, tentunya akan mempengaruhi stabilitas keamanan di perairan Lebanon, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Potensi kerawanan yang sangat dinamis membutuhkan kewaspadaan yang maksimal dan kesiapsiagaan yang tinggi dari semua unsur Satgas.
“Eskalasi ketegangan militer di sekitar Laut Mediterania, terkait dengan adanya kehadiran kapal perang negara lain akan menjadi salah satu tantangan yang harus dapat diatasi secara profesional sesuai dengan prinsip-prinsip pelaksanaan operasi perdamaian dunia. Selain itu, potensi bahaya asimetris di laut, seperti pembajakan dan perompakan, yang setiap saat dapat memicu instabilitas perdamaian antara Lebanon dan Israel, perlu menjadi perhatian dari Satgas MTF KongaXXVIII-O/UNIFIL dalam pelaksanaan tugasnya,” katanya.
Diakhir sambutannya Panglima TNI menekankan kepada prajurit yang akan bertugas untuk meningkatkan kapasitas dan kualitas profesionalisme TNI, hal ini akan mengangkat derajat dan martabat Indonesia dimata dunia Internasional.
“Seiring dengan hal tersebut, maka setiap Prajurit harus dapat memahami visi kita saat ini, yaitu “TNI yang Prima”. TNI yang Profesional, Responsif, Integratif, Modern dan Adaptif. Kesemuanya itu dapat dicapai jika setiap prajurit mau memberikan yang terbaik untuk masyarakat, bangsa, negara dan dunia,” ungkapnya. (MT-04)
Komentar