Sekilas Info

Inflasi Maluku 2,75%, Beras Jadi Pemicunya

Ilusrasi Beras

AMBON, MalukuTerkini.com - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Maluku mencatat inflasi Maret 2024 di daerah ini sebesar 2,75% dibandingkan tahun sebelumnya.

“Perkembangan harga berbagai komoditas pada Maret 2024 secara umum menunjukkan adanya kenaikan. Berdasarkan hasil pemantauan BPS Provinsi Maluku di 3 kabupaten/kota, pada Maret 2024 terjadi inflasi secara tahunan atau year on year (yoy) sebesar 2,75 persen, atau terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 101,31 pada Maret 2023 menjadi 104,10 pada Maret 2024. Tingkat deflasi month to month (m-to-m) sebesar 0,46 persen dan tingkat deflasi secara tahun kalender atau year to date sebesar 1,46 persen,” jelas Kepala BPS Provinsi Maluku, Maritje Pattiwaellapia di Ambon, Senin (1/4/2024).

Ia menjelaskan, inflasi y-on-y terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya 10 indeks kelompok pengeluaran, yaitu: kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 4,46 persen; kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 3,50 persen; kelompok kesehatan sebesar 3,44 persen; kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 3,32 persen; kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 2,76 persen; kelompok transportasi sebesar 2,37 persen; kelompok pendidikan sebesar 1,59 persen; kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 1,50 persen; kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,89 persen; dan kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,47 persen.

“Sementara kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks, yaitu: kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,36 persen,” rincinya.

Komoditas yang dominan memberikan andil/sumbangan inflasi y-on-y pada Maret 2024, menurut Pattiwaellapia antara lain beras, bawang putih, sawi hijau, buncis, bahan bakar rumah tangga, sigaret kretek mesin (SKM), labu siam/jipang, tarif angkutan udara, gula pasir, bawang merah, tomat, kacang panjang, pembalut wanita, kangkung, emas perhiasan, tarif angkutan laut, telur ayam ras, sigaret kretek tangan (SKT), nasi dengan lauk dan mobil.

“Sedangkan komoditas yang memberikan andil/sumbangan deflasi y-on-y, antara lain: ikan selar/kawalinya, ikan cakalang/sisik, ikan tongkol/komu, ikan layang/mumar, cabai rawit, cabai merah, ikan tuna, ikan kembung/lema, telepon seluler, pepaya, sabun cream detergen, tempe, minuman ringan,

sabun mandi cair, pisang, handbody lotion, sepatu pria, ikan kakap merah, tepung terigu dan ketela pohon,” ungkapnya.

Sementara komoditas yang dominan memberikan andil/sumbangan deflasi m-to-m pada Maret 2024, katanya, antara lain: tomat, ikan layang/mumar, ikan cakalang/sisik, ikan tongkol/komu, bawang merah, ikan selar/kawalinya, kangkung, ikan tuna, ikan kembung/lema, bayam, cabai rawit, sagu, bawang putih, ketela pohon dan tempe.

“Sedangkan komoditas yang memberikan andil/sumbangan inflasi m-to-m, antara lain: sawi hjau, buncis, beras, kacang panjang, telur ayam ras, labu siam/jipang, sigaret kretek mesin (SKM), nasi dengan lauk, cabai merah, ketimun, talas/keladi, emas perhiasan, kue kering berminyak, pasir, sigaret kretek tangan (SKT), air kemasan, pepaya muda, tahu mentah, terong dan daun melinjo,” katanya.

Ia menambahkan, ada Maret 2024, kelompok pengeluaran yang memberikan andil/sumbangan inflasi y-on-y, yaitu: kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 1,49 persen; kelompok transportasi sebesar 0,33 persen; kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,27 persen; kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 0,26 persen; kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,20 persen; kelompok kesehatan sebesar 0,06 persen; kelompok pendidikan sebesar 0,06 persen; kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,05 persen; kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 0,03 persen dan kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,02 persen.

“Sementara kelompok pengeluaran yang memberikan andil/sumbangan deflasi y-on-y, yaitu kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,02 persen,” jelasnya. (MT-05)

Penulis:

Baca Juga

error: Content is protected !!