Sekilas Info

Malut Inflasi 4,33% di Januari 2024, Ini Penyebabnya

ANDIL INFLASI – Beras menjadi komoditas yang dominan memberikan andil/sumbangan inflasi y-on-y pada Januari 2024 di Provinsi Maluku Utara.

AMBON, MalukuTerkini.com – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada Januari 2024 terjadi inflasi year on year (y-on-y) Provinsi Maluku Utara (Malut) sebesar 4,33 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 106,69

“Inflasi tertinggi terjadi di Kabupaten Halmahera Tengah sebesar 5,00 persen dengan IHK sebesar 107,68 dan terendah terjadi di Kota Ternate sebesar 4,19 persen dengan IHK 106,48,” ungkap Kepala BPS Provinsi Malut, Aidhil Adha dalam keterangannya yang diterima malukuterkini.com, Jumat (2/2/2024).

Ia menjelaskan perkembangan harga berbagai komoditas pada Januari 2024 secara umum di Provinsi Malut  menunjukkan adanya kenaikan harga.

“Berdasarkan hasil pemantauan BPS Provinsi Maluku Utara di Kabupaten Halmahera Tengah dan Kota Ternate, pada Januari 2024 terjadi inflasi y-on-y sebesar 4,33 persen, atau terjadi kenaikan IHK dari 102,26 pada Januari 2023 menjadi 106,69 pada Januari 2024. Tingkat deflasi month to month (m-to-m) Januari 2024 sebesar 0,02 persen dan tingkat deflasi year to date (y-to-d), Januari 2024 terhadap Desember 2023 sebesar 0,02 persen,” jelasnya.

Inflasi y-on-y, katanya, terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks pada 10 kelompok pengeluaran, yaitu: kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 7,36 persen; kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 7,89 persen; kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 1,52 persen; kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 1,88 persen; kelompok kesehatan sebesar 0,94 persen; kelompok transportasi sebesar 4,33 persen; kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 2,38 persen; kelompok pendidikan sebesar 2,81 persen; kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 2,81 persen; dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 5,14 persen.

“Sementara kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan terjadi penurunan indeks sebesar 0,12 persen,” katanya.

Aidhil merincikan, komoditas yang dominan memberikan andil/sumbangan inflasi y-on-y pada Januari 2024 antara lain beras, bahan bakar rumah tangga, angkutan udara, Sigaret Kretek Mesin (SKM), cabai rawit, cabai merah, kue kering berminyak, bawang merah,ikan cakalang/ikan sisik, gula pasir, bawang putih, kue basah, sabun mandi, tomat, angkutan laut, ketimun, sekolah menengah atas, shampo, dan angkutan antar kota.

“Sedangkan komoditas yang dominan memberikan andil/sumbangan deflasi y-on-y, antara lain kangkung, cat tembok, minyak goreng, telur ayam ras, ikan lolosi, bayam, cakalang diawetkan, ikan kakap merah, seng, sabun cair/cuci piring, tahu mentah, jeruk nipis/limau, ikan bubara, cumi-cumi, semen, dan sawi hijau,” rincinya.

Sementara komoditas yang dominan memberikan andil/sumbangan deflasi m-to-m, antara lain: cabai rawit, cabai merah, angkutan udara, kangkung, bayam, ikan teri, kacang panjang, sawi hijau, parfum, terong, dan pisang.

“Sedangkan komoditas yang dominan memberikan andil/sumbangan inflasi m-to-m pada Januari 2024, antara lain: bawang merah, ikan malalugis/ikan sorihi, ikan cakalang/ikan sisik, tomat, ikan selar/ikan tude, beras, cakalang diawetkan, bawang putih, ikan tongkol/ikan ambu-ambu, ikan kembung/ikan gembung/ikan banyar/ikan gembolo/ikan aso-aso, ikan ekor kuning, wortel, dan tauge/kecambah,” jelasnya.

Pada Januari 2024, kelompok pengeluaran yang memberikan andil/sumbangan inflasi y-on-y, yaitu kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 2,40 persen; kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,38 persen; kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,30 persen; kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,08 persen; kelompok kesehatan sebesar 0,01 persen; kelompok transportasi sebesar 0,48 persen; kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 0,03 persen; kelompok pendidikan sebesar 0,07 persen; kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 0,22 persen; dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,37 persen.

“Sementara kelompok pengeluaran yang memberikan andil/sumbangan deflasi y-on-y, yaitu kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,01 persen,” ujarnya. (MT-05)

Penulis:

Baca Juga

error: Content is protected !!