Sekilas Info

Maraknya Aktivitas Tambang Ilegal Diduga Akibat Adanya Setoran

AMBON - Beberapa bulan terakhir ini, aktivitas tambang ilegal Gunung Botak yang ada di Kecamatan Waelata, Kabupaten Buru kembali ramai.

Bahkan yang sebelumnya hanya aktivitas masyarakat dengan membuat lubang galian dan kodok-kodok, kini merambah lebih besar dengan adanya dompeng, tong dan rendaman.

Konon kabarnya, keberanian para pelaku tambang ilegal ini didukung dengan setoran ke oknum-oknum tertentu.

Namun, setelah diberitakan terkait dengan dugaan setoran, Matatemon Nurlatu, Yohanes Nurlatu mengaku tidak ada setoran dari tambang ilegal Gunung Botak untuk Kapolres Pulau Buru maupun TNI.

Berbanding terbalik dengan pengakuan salah satu masyarakat adat itu, ada beredar rekaman video berdurasi 0.58 detik  yang didalam rekaman itu menyebutkan, ada oknum yang meminta uang untuk atasannya.

Dalam rekaman yang beredar di kalangan terbatas itu berisi, pengakuan satu penambang di GB yang mengaku diminta oleh oknum dengan  nilai setoran sebesar Rp 50 juta, dengan dalih untuk atasannya.

Dalam rekaman itu juga, si penambang ini mengeluh harus beri lagi Rp 50 juta. Padahal ia baru saja memberikan setoran belum terlalu lama tapi sudah diminta lagi.

Pihak yang disebutkan dalam rekaman itu belum dapat dihubungi untuk dikonfirmasi.

Sementara itu, klarifikasi yang dikatakan Nurlatu itu dalam pertemuan antara masyarakat adat yang dipimpin oleh Rusman Soamole dengan Pemerintah Daerah Kabupaten yang dipimpin oleh Sekertaris Daerah Kabupaten Buru, Kamis (5/8/2021) di ruang rapat utama Kantor Bupati Buru.

"Selama kita bekerja di gunung botak belum pernah ada setoran ke Kapolres maupun TNI. Jadi itu berita bohong," klarifikasi Yohanes Nurlatu saat bertemu dengan Sekda.

Kedatangan Matatemon Nurlatu dan sejumlah tokoh adat itu dibawa oleh Mantan ketua Parlemen Jalanan , Rusman Soamole yang akrab dipanggil Ucok.

Di hadapan Sekda, Yohanes Nurlatu mempermasalahkan aksi demo Mahasiswa Buru di Ambon beberapa hari lalu yang meminta Kapolda copot Kapolres.

"Yang demo di Ambon mahasiswa atas nama masyarakat Buru. Disini kami tidak menyuruh mereka untuk bilang copot jabatan Kapolres," tandas Yohanes Nurlatu.

Setelah menyampaikan pendapat membela Kapolres, Yohanes dengan suara yang lantang juga meminta wartawan agar tidak menyiarkan berita negatif tentang pimpinan di Kabupaten Buru.

Diakuinya, Tambang Emas Gunung Botak ini memang belum punya izin.

Namun atas nama masyarakat, ia memohon agar Sekda Buru mau menyampaikan ke Gubernur Maluku, Murad Ismail agar masyarakat  bisa tetap kerja di sana.

"Kasihan dengan masyarakat, saya bicara ini air mata mau gugur pak.Mereka tiap hari mengeluh bapak soa ini bagaimana Kita punya anak sekolah, kuliah, tidak bisa dibiayai," ujarnya. (MT-06)

Penulis:

Baca Juga

error: Content is protected !!