Sekilas Info

John Punch, Sang Pelayar Tangguh Darwin – Ambon

Perhelatan Spice Islands Darwin Ambon (SIDAYR) 2023 baru saja selesai. Nautilus menjadi salah satu diantara 8 kapal layar peserta lomba tersebut dan meraih gelar juara dua divisi multihull. Berikut kisah John Punch, skipper Nautilus yang disampaikan kepada malukuterkini.com di Ambon, Rabu (16/8/2023).

John Punch merupakan bagian yang tak terpisahkan dengan perhelatan lomba layar yang hampir tiap tahun rutin dilaksanakan dari Darwin – Australia Utara dan finish di Ambon.

Pria yang sudah berumur 73 tahun ini mulai mengikuti event ini yang dulunya masih bernama Darwin - Ambon Yacht Race sejak tahun 1976.

“Saya awal mengikuti lomba ini di tahun 1976. Saat itu menggunakan kapal layar kecil yang bernama Pawungga,” ujarnya.

Ia mengisahkan, saat itu lomba ini belum finish di Negeri Amahusu, Kecamatan Nusaniwe, Kota Ambon, namun di Negeri Halong, Kecamatan Baguala.

Sejak saat itu, katanya, ia pun rutin mengikuti lomba layar yang menjadi salah satu ikon kota bersaudara (sister city) Darwin dan Ambon.

Rutinnya John Punch mengikuti lomba ini akhirnya mengantarkannya menjadi juara di tahun 1987.  “Juara pertama kali dengan kapal layar Cockatoo di tahun 1987,’ ujarnya.

Di tahun 1998, John Punch mengikuti race ini dengan menjadi skipper kapal layar catamaran ‘Zuma’. Bersama kapal ini, ia membuat rekor tempuh Darwin – Ambon 50 jam.

“Rekor ini bertahan cukup lama dan baru terpecahkan lagi oleh kapal layar yang lain pada tahun 2016,” kata John.

Saat konflik kemanusiaan terjadi di Ambon dan sekitarnya pada tahun 1999, lomba kapal layar ini terhenti dan baru dimulai lagi tahun 2007.

Saat diaktifkan lagi, John Punch juga ikut lagi bersama kapal layar Cruise Missel.

Di tahun 2023, John Punch menjadi skipper kapal layar Nautilus miliknya sendiri. Dengan kapal yang dibuat di tahun 2010 itu, ia berlayar bersama dua saudaranya, satu anak dan satu cucu.

“Tahun ini spesial karena kami bersaudara ikut serta da nada diantaranya yang baru pertama kali ikut,” ungkapnya.

John Punch mengisahkan sejak keluar dari Darwin, ia awalnya mendapat dorongan angin yang tidak terlalu kuat, namun selepas Pulau Tiwi, dorongan angin makin cepat. “Kuatnya dorongan angina membuat kapal kami terus melaju,” jelasnya.

Hal ini membuat Nautilus sempat bersaing di urutan terdepan dengan kapal layar Endorfin yang juga berbendera Australia namun home base-nya di Freemantle.

Kendati demikian, saat melewati Kepulauan Sermata, Kabupaten Maluku Barat Daya, Provinsi Maluku, John Punch sempat menghentikan kapalnya selama 3 jam.

“Saat itu ada beberapa orang di kapal saya yang sakit karena baru pertama berlayar. Akhirnya saya hentikan kapal di pesisir utara Kepulauan Sermata dan kita beristirahat guna memulihkan kondisi. Saat yang sakit beristirahat setelah minum obat, kami yang sehat sempat snorkeling dan bertemu dengan biota-biota laut yang unik dan menakjubkan diantaranya ada penyu yang besar. Setelah kondisi yang sakit pulih, kami pun melanjutkan perjalanan menuju Ambon,” ungkapnya.

Saat Nautilus berhenti selama tiga jam, ternyata kapal layar Endorfin yang awalnya bersaing dengan Nautilus makin terdepan dan kapal layar Django yang sebelumnya berada di urutan ketiga justru melewati Nautlis ke urutan kedua.

Saat dalam pelayaran di Laut Banda, John Punch mengaku sempat bertemu dengan ikan paus yang berukuran sangat besar. “Ikan paus itu berlayar sekitar 100 meter dari kapal kami,” ujarnya.

Ia mengaku sangat puas dengan pelayaran saat mengikuti SIDAYR 2023.

“Banyak yang hal yang kami temu dan membuat kesan tersendiri bagi kami. Mulai dari ombak yang tinggi, angin yang berhembus sangat kuat hingga bertemu dengan biota-biota laut yang menakjubkan,” ungkapnya.

Nautilus start dari Darwin - Australia Utara, Sabtu (5/8/2023) pukul 10.00 waktu setempat atau 09.30 WIT. Finish di Negeri Amahusu Rabu (9/8/2023) pukul 09.31 WIT. Nautilus tercatat menempuh perjalanan sejau 590 Nautical Mile (NM) dengan catatan waktu 82 jam 39 menit 52 detik dan kemudian dikoreksi menjadi 87 jam 37 menit 28 detik.

Secara umum Nautilus masuk finish di urutan 3 diantara 7 kapal peserta (sebenarnya ada 8 kapal layar peserta namun 1 kapal diantaranya terpaksa menggunakan mesin di tengah pelayaran). sementara di divisi multihull, Nautilus meraih juara kedua. Prestasi yang sama pernah diraih di tahun 2016.

“Hasil ini sangat membanggakan bagi kami. Namun yang terpenting kami senang berlayar ke Ambon karena keramahan orang-orang disini. Begitu juga dengan seni budayanya  termasuk alamnya yang indah,” kata John  Punch.

Tak hanya itu, ia pun mengapresiasi dukungan dari para anggota Ambon Sailing Community (ASC).

“Kami semua sangat senang dengan ASC karena persahabatan yang terjalan selama ini membuat kita selalu saling bantu membantu melaksanakan event ini. Bahkan bersama ASC bukan hanya melakukan kegiatan-kegiatan terkait layar namun juga donasi-donasi pendidikan, seni budaya maupun sosial lainnya,” katanya,

John Punch berjanji akan selalu hadir mengikuti SIDAYR selama lomba ini dilaksanakan.

“Saya akan tetap hadir karena lomba ini suda menjadi bagian dari hidup saya. Semoga tahun-tahun mendapat peserta semakin banyak,” ujarnya.

Usai mengikuti SIDAYR 2023, John Punch berlayar berdua bersama istrinya menuju Pulau Wakatobi – Sulawesi Tenggara. Ia meninggalkan Ambon, Rabu (16/7/2023).

“Saya bersama istri akan melanjutkan pelayaran berdua bersama istrinya menuju Wakatobi, kemudian ke Makassar, Pulau Komodo – Nusa Tenggara Timur dan selanjutnya pulang ke Darwin – Australia Utara. Sementara dua saudara, anak dan cucu saya yang kemarin berlayar bersama saya dari Darwin sudah kembali ke Australia dengan menggunakan pesawat,” ungkapnya.

Tepat pukul 11.00 WIT Rabu (16/8/2023), John Punch, sang pelayar tangguh di lintasan Darwin – Ambon itu mengencangkan layar dari berlayar meninggalkan pesisir Negeri Amahusu, Kecamatan Nusaniwe, Kota Ambon. (MT-01)

Penulis:

Baca Juga

error: Content is protected !!