Potensi Ekspor Pala Maluku Terbuka

AMBON, MalukuTerkini.com - Dinas Pertanian Provinsi Maluku berupaya untuk meningkatkan ekspor Pala apalagi semakin terbuka.
Hal ini diakui oleh Kepala Dinas Pertanian Maluku, Ilhan Tauda di Amon, Rabu (11/10/2023).
Menurutnya, pada tahun 2022-2023 ada ekspor yang dilakukan tapi masih sangat rendah dibawah 100 ton. Padahal, data produksi pala setiap tahun, produksi pala Maluku mencapi 5.900 ton atau hampir mencapai 6000 ton.
“Jika melihat dari data antar pulau, potensi pengembangan ekspor Pala Maluku sangat terbuka. Data yang kita peroleh, Pala Maluku yang diantarpulaukan yang tercatat di Karantina pertanian itu mencapai 2.000 Ton. Itu diantarpulaukan ke Makassar, Surabaya, dan daerah lain,” ungkapnya.
Tauda mengatakan, dalam rangka peningkatan ekonomi pengembangan tanaman pala, saat ini pihaknya sedang mengarahkan proses pengembangan Pala Organik.
Pasalnya hal itu merupakan salah satu syarat untuk Maluku bisa menembus pasar ekspor, terutama Uni Eropa.
“Memang dalam lima tahun terakhir salah satu kendala kita dalam pengembangan ekspor pala Maluku, yakni adanya cemaran aflatoksin yang menjadi syarat untuk ekspor ke uni eropa,” katanya.
Dinas Pertanian, jelasnya, sementara menginisiasi untuk mengatur terutama tataniaga yang bisa memproteksi pintu-pintu keluar terutama di Pulau Seram, Pulau Banda yang tidak tercatat untuk diupayakan dalam satu pintu.
“Kita harus berkoordinasi dengan para bayers yang ada di Surabaya dan kota-kota lain. Dan salah satu kendala kita yang masih kita hadapi saat ini, adalah salah satu syarat untuk ekspor itu kan kita harus melakukan pengujian dan pengujiannya termasuk juga vinigasi yang saat ini masih kita lakukan melalui laboratorium yang ditunjuk oleh bayers yang ada di Surabaya. Nah ini tentunya menjadi salah satu kendala kita,” jelasnya.
Kendati begitu Dinas Pertanian terus berkoordinasi dengan Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Ambon serta Badan Standarisasi Instrumen Pertanian (BSIP), untuk mengupayakan agar menyiapkan terutama untuk pengujian bisa dilakukan .
“Butuh kesiapan sarana-prasarana dan terakreditasi secara internasional. Tahapan-tahapan ini peralatan yang sudah ada sekarang lagi menuju pada proses standarisasi, itu ada di Balai Besar Perkebunan Kementrian Pertanian yang ada di Kota Ambon,” ujar Tauda.
Tauda juga menambahkan, akan terus mendorong petani Maluku untuk pengembangan pala organik.
Bahkan saat ini melalui beberapa bantuan skema diantaranya adalah, memberikan bantuan rumah pengering, sebab untuk cemaran aflatoksin itu harus mulai dari sistem budidaya yang baik.
“Hal itu supaya cara pengeringannya itu dengan kadar air yang optimal, sehingga menghindari cemaran jamur aflatoksin yang bisa tercemar pada biji pala kita,” kata Tauda. (MT-04)
Komentar