Kapal Listrik Kembali Beroperasi di Ambon, Ini Harapan Dirut PLN
AMBON, MalukuTerkini.com – Barge Mounted Power Plant (BMPP) Nusantara 1 yang merupakan pembangkit listrik terapung pertama buatan Indonesia berhasil disinkronisasikan ke sistem kelistrikan Pulau Ambon, Selasa (30/1/2024).
Direktur Utama PT PLN (Persero), Darmawan Prasodjo mengatakan, dengan adanya sinkronisasi BMPP Nusantara 1 ini merupakan wujud nyata komitmen PLN untuk melistriki Ambon dan Maluku.
Jal itu dikatakan Darmawan secara virtual dari Jakarta saat acara sinkronisasi BMPP Nusantara 1 yang dipusatkan di di Negeri Waai, Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah (Malteng), Selasa (30/1/2024).
“Maluku memiliki potensi yang luar biasa dari berbagai sektor. Sektor-sektor inilah yang perlu dikuatkan dengan akses energi listrik, agar bisa digunakan untuk pengembangan perekonomian masyarakat. Disini yang kita perjuangkan adalah bagaimana masyarakat di Maluku bisa menikmati akses kelistrikan sebagai hak dasar untuk bisa membangun wilayahnya. Ini bukan hanya jangka pendek, tetapi juga jangka panjang," katanya..
Ia mengaku kehadiran listrik di Maluku turut mendongkrak adanya pertumbuhan ekonomi.
"Kita melihat pertumbuhan beban kelistrikan di Maluku banyak bermunculan, bahkan di luar dari yang direncanakan. Karena banyak industri, sentra ekonomi baru, yang betul-betul memberikan manfaat bagi masyarakat. Bagaimana ekonomi tumbuh 5,5 persen, tapi di Maluku tumbuhnya hampir mendekati 6 persen. Artinya, Maluku punya kekuatan luar biasa," ungkapnya.
Sementara itu, General Manager PLN UIW MMU, Awat Tuhuloula menuturkan, sinkronisasi pembangkit berkapasitas 60 Mega Watt (MW) ini akan memperkuat keandalan pasokan listrik di Pulau Ambon, Maluku.
Selain itu juga, dengan adanya BMPP Nusantara 1 tentunya akan meningkatkan kemandirian energi di Indonesia Timur.
"Sinkronisasi BMPP Nusantara 1 ini merupakan proyek strategis dalam melakukan pemenuhan dan pemerataan pasokan listrik. Hadirnya BMPP Nusantara 1 di tengah-tengah kita faktanya dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi pembangunan pembangkit listrik di sistem Ambon," jelas Awat dalam sambutannya saat sinkronisasi yang berlangsung di Negeri Waai, Kecamatan Salahutu, Kabupaten Malteng.
Awat menjelaskan, saat ini beban puncak Pulau Ambon mencapai 66,10 MW sehingga adanya sinkronisasi Pembangkit Terapung berkapasitas 60 MW ini, sudah bisa memenuhi kebutuhan energi listrik 143.868 pelanggan di Pulau Ambon. (MT-05)
Komentar