Tanam Pala Bersama MPH Sinode GPM, Sultan Tidore: Lambang Persaudaraan
AMBON, MalukuTerkini.com - Sultan Tidore, H Husain Alting Syah bersama Ketua Majelis Pekerja Harian (MPH) Sinode Gereja Protestan Maluku (GPM) Pendeta Elifas T Maspaitella dan Sekretaris Umum Pendeta SI Sapulette menanam anakan pala di Sofifi, Kota Tidore Kepulauan, Senin (26/2/2024).
Penanaman pala tersebut merupakan rangkaian dari Persidangan ke-36 Klasis GPM Ternate yang berlangsung Minggu (25/2/2024).
“Pala adalah pohon perdamaian, lambang persaudaraan. Semoga dengan menanam pala di sini, GPM terus memainkan peran untuk menjaga perdamaian dan persaudaraan di Maluku Utara, sebab selama ini GPM sudah berbuat banyak hal untuk itu,” ungkap Sultan Tidore, H Husain Alting Syah saat penanaman pala tersebut.
Ia berharap kehadiran GPM di Kepulauan Tidore membuat suasana kehidupan yang terbina sejak dahulu itu akan semakin diperkokoh.
“Semoga dengan kehadiran GPM di Kepulauan Tidore, maka suasana kehidupan yang terbina sejak dahulu itu akan semakin diperkokoh. Warga soa Tobaru dan beberapa kelompok suku lain di kesultanan Tidore itu dahulu adalah warga GPM,” ungkapnya.
Ia juga berterimakasih kepada GPM sebab telah hadir di wilayah kesultanan Tidore, sebagaimana sediakala dan terus mendorong proses pembangunan serta pemberdaya masyarakat.
“Semoga gerakan keluarga menanam ini memberi inspirasi kepada warga masyarakat di Kesultanan Tidore untuk terus mengembangkan aktifitas ekonomi dan menata jaringan pemasaran sehingga sinergis dengan langkah yang ditempuh GPM,” ungkapnya
Sebagai Sultan, ia berharap langkah GPM ini didukung Pemerintah Kabupaten Tidore Kepulauan dan Provinsi Maluku Utara, termasuk penyediaan jalan akses masuk ke lokasi tersebut.
Sementara itu, Ketua MPH Sinode GPM, Pendeta Elifas T Maspaitella menjelaskan, sejak tahun 2021 GPM telah mencanangkan GKM yaitu Gerakan Keluarga Menanam, Gerakan Keluarga Melaut dan Gerakan Keluarga Memasarkan hasil produksi ekonomi.
“Aksi penanaman pala ini adalah bentuk nyata dari Gerakan Keluarga Menanam, khusus tanaman khas daerah, seperti pala dan cengkih serta aneka buah-buah khas Maluku dan Maluku Utara,” jelasnya.
GKM dalam dimensi keluarga menanam, menurutnya, bertujuan pula untuk melindungi tanah-tanah milik keluarga sebagai satuan tanah di dalam satu negeri/desa.
“Hal itu dapat menolong proses perlindungan atas lahan dan juga advokasi lingkungan dengan menggalakan penanaman tanaman endemik atau potensi unggulan daerah,” ungkapnya.
Sebagaimana diketahui, lahan lokasi penamanan pala tersebut diperoleh GPM sebagai hasil tukar guling dengan tanah milik gereja di Soasiu, Tidore, yang pernah dilanda konflik tahun 1999.
Lahan ini merupakan wujud dari ikatan historik GPM dengan kesultanan Tidore sejak dahulu, karena sebagian besar warga soa Tobaru, merupakan warga gereja GPM. (MT-04)
Komentar