Sekilas Info

Inilah Dampak Sementara Siklon Tropis di MBD

TINJAU LOKASI BANJIR – Wakil Bupati MBD Benjamin Noach (kiri) meninjau lokasi banjir akibat siklon tropis di Tiakur, Kamis (9/5/2019).

AMBON – Siklon tropis yang menerjang wilayah Kabupaten Maluku Barat Daya (MBD) telah menyebabkan kerusakan sejumlah fasilitas.

Kepala Bidang kedaruratan BPBD Kabupaten MBD, Velly Siahaya menjelaskan warga di Kabupaten MBD sebenarnya telah merasakan dampak siklon tropis berupa gelombang tinggi, hujan dengan intensitas lebat maupun banjir sejak Senin (6/5/2019) dan puncaknya Kamis (9/5/2019) dinihari.

“Dampak dari siklon tropis tersebut sudah dirasakan oleh warga sejak sejak Senin (6/5/2019) dan puncaknya Kamis (9/5/2019) dinihari. Memang ada sejumlah kerusakan yang terjadi namun dampak kerusakan secara detail masih pendataan termasuk jumlah warga yang mengungsi,” jelas Siahaya, Kamis (9/5/2019).

Data kerugian materiil hasil pendataan sementara yang dilakukan BPBD Kabupaten MBD yaitu :

  • Desa Tounwawan Kecamatan Moa Lakor : telah terjadi angin kencang dan menimpa beberapa unit rumah warga.
  • Desa Luang Timur Kecamatan Mdona Hiera : telah terjadi angin kencang yang mengakibatkan 10 unit rumah rusak berat, satu unit kantor desa rusak berat dan satu buah kapal yang dalam kondisi rusak tenggelam akibat gelombang tinggi, satu unit gereja, satu unit ruang belajar SD Inpres dan satu rumah guru.
  • Pulau Letti : satu unit bendungan jebol serta beberapa rumah yang rusak akibat banjir.
  • Dusun Poliwu : terjadi banjir mengakibatkan gedung SD Kristen Poliwu rusak karena terendam air dengan tinggi air mencaai 1,5 meter ,
  • Desa Kokwari  : Kecamatan Babar Timur : Dermaga rusak, satu unit rumah rusak serta asrama Polsek.
  • Kota Tiakur : banjir menggenangi beberapa kawasan.

Menurut Siahaya, tim BPBD Kabupaten MBD telah melakukan kaji cepat dan melaporkan kejadian bencana alam ini ke Wakil Bupati MBD Benjamin Noach.

“BPBD bersama Wakil Bupati MBD dan instansi teknis terkait sudah melakukan kunjungan ke lokasi kejadian,” ungkapnya.

Ia menambahkan kendala yang dihadapi saat itu yaitu jaringan telekomunikasi yang masih buruk sehingga informasi kejdian bencana terlambat disampaikan.

“Akses lokasi kejadian yang sulit dijangkau dari ibu kota kabupaten sehingga pendataan tidak bisa cepat,” jelasnya. (MT-03)

Penulis:

Baca Juga

error: Content is protected !!