Pemkot Ambon Berdayakan Penjahit Lokal Bikin Baju Hazmat

AMBON - Dalam upaya mengantisipasi kekurangan Alat Pelindung Diri (APD) khususnya baju hazmat, Pemerintah Kota (Pemkot) Ambon melalui Gugus Tugas Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Ambon memberdayakan para penjahit lokal untuk membuatnya.
Hal tersebut diungkapkan Kepala Dinas Komunikasi Informatika dan Persandian Kota Ambon selaku Juru Bicara (Jubir) Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Ambon, JR Adriaansz, di Ambon, Kamis (30/4/2020).
"Kebutuhan kita saat ini kurang lebih sekitar 15 ribu baju Hazmat bagi paramedis dan petugas yang tersebar di 22 unit Puskesmas yang ada di Kota Ambon. Sementara Hazmat yang kita miliki melalui bantuan dari Kementerian Kesehatan maupun Pemerintah Provinsi hanya berjumlah 850 unit," ungkapnya.
Adriaansz menjelaskan, untuk mengatasi hal tersebut, maka Gugus Tugas Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Ambon telah mengambil kebijakan untuk menjahit baju Hazmat dengan memanfaatkan sanggar jahit yang dilatih khusus untuk menangani penjahitan baju Hazmat.
"Sesuai dengan apa yang kita rencanakan, dalam waktu dekat kurang lebih sekitar 400 unit baju Hazmat sudah bisa terselesaikan," jelasnya.
Dikatakan, 400 buah baju Hazmat tersebut, diperuntukkan khusus bagi Cleaning Service dan sopir yang bertugas di Puskesmas.
"Perlu kita ketahui bahwa baju Hazmat itu harus dan wajib digunakan oleh seluruh petugas yang ada di puskesmas, baik dokter, perawat, apoteker, cleaning service maupun supir. 400 buah tersebut, kita akan berikan bagi para cleaning service dan sopir, sementara ketersediaan 850 buah dari Kemenkes dan Provinsi Maluku, akan digunakan oleh para dokter dan perawat," katanya.
Menurutnya, baju Hazmat hanya untuk sekali penggunaan, yang berarti, setelah dipakai, maka baju tersebut harus segera dimusnahkan.
"Misalnya seorang petugas mulai menggunakan baju Hazmat dari jam 8 pagi sampai dengan sore hari, maka setelah dilepaskan, baju itu tidak bisa lagi digunakan dan harus segera dimusnahkan dan diganti dengan yang baru," ungkapnya.
Terkait persediaan APD dalam hal ini baju Hazmat, katanya, Pemkot Ambon tidak bisa menunggu bantuan dari pusat, melainkan harus mengambil langkah-langkah agar pelayanan terhadap para pasien tetap berjalan dengan baik dan tidak terhambat.
"Kita menggunakan bahan Suppon Polyvinue, sama dengan bahan yang digunakan Kementerian Kesehatan. Pemahaman kita adalah, lebih baik kita menyediakan baju Hazmat dengan kualitas jahit yang mungkin berbeda dengan bantuan dari Kemenkes (namun dengan bahan standar yang sama dengan Kemenkes), tapi kita bisa menyelamatkan nyawa para petugas yang ada di Puskesmas, secara khusus bagi cleaning service dan sopir, daripada menunggu bantuan yang pastinya akan berpengaruh pada kualitas pelayanan kepada pasien," katanya. (MT-05)
Komentar