Sekilas Info

Libur Idul Fitri, Satgas Covid-19 Kota Ambon Tetap Pantau Penerapan Protokol Kesehatan

APEL - Wali Kota Ambon Richard Louhenapessy, saat memimpin apel pagi jajaran Pemkot Ambo yang berlangsung di Tribun Lapangan Merdeka Ambon, Selasa (11/5/2021).

AMBON – Satgas Covid-19 Kota Ambon tetap melakukan pemantauan penerapan protokol kesehatan walaupun dalam suasana liburan Hari Raya Idul Fitri.

Hal ini ditegaskan oleh Wali Kota Ambon Richard Louhenapessy, saat memimpin apel pagi yang berlangsung di Tribun Lapangan Merdeka Ambon, Selasa (11/5/2021).

"Dua hari terakhir jelang Idul Fitri ini kita harus betul-betul konsentrasi untuk mencegah meningkatnya kerumunan warga pada tempat-tempat belanja. Boleh belanja, tapi harus diatur sedemikian rupa agar  tingkat kerumunan tidak berdampak bagi masyarakat," tandasnya.

Dikatakan, untuk mengantisipasi tingkat kerumunan yang tak terkendali maka Pemkot Ambon akan menempatkan posko pemantauan.

"Hari ini dan besok, saya dan Pak Wawali beserta satgas akan turun untuk mengingatkan masyarakat agar lebih berhati-hati dalam beraktivitas," ungkapnya.

Louhenapessy juga mengingatkan, agar semua ASN dilingkup Pemkot Ambon, untuk menjadi contoh dengan tidak melakukan open house saat Idul Fitri nanti.

"Sesuai  Kebijakan pemerintah pusat, khususnya kementerian Dalam Negeri dan Kementerian PANRB maka kita diharapkan menjadi contoh  dalam tiap aktivitas dan kegiatan kemasyarakatan kita, dimana untuk menyambut Idul Fitri ini, diharapkan kita tidak open house. Jangan sampai kita mendapat laporan dari masyarakat bahwa ada pegawai yang open house. Ucapan bisa di sampaikan secara virtual," jelasnya.

Ia juga memberikan apresiasi kepada seluruh aparatur kota, baik struktural maupun pelaksana,  yang tergabung di satgas maupun tenaga kesehatan, karena  apa hasil kerja bersama, Kota Ambon telah berpindah dari zona oranye  (resiko sedang) ke zona kuning (resiko rendah) zonasi resiko daerah penyebaran Covid-19.

Diakuinya, perpindahan zona ini  adalah sebuah pekerjaan yang tidak mudah. Walaupun tingkat penyebaran sudah dapat kita kendalikan, tetapi persepsi publik tentang Covid-19 harus ditata lagi.

"Saat ini orang segan ke rumah sakit, karena kalau ke rumah sakit identik dengan kematian. Oleh karena itu orang tinggal saja di rumah.  Nanti kalau sudah kronis baru dia ke rumah sakit. Sehingga untuk antisipasi langkah-langkah medis itu sudah terlambat. Itu yang menyebabkan tingginya angka kematian," jelasnya. (MT-05)

Penulis:

Baca Juga

error: Content is protected !!