Sekilas Info

Hari Kartini 2022, Ini Penghargaan yang Bakal Diterima Kezia Tulalessy di Istana Negara

Pendiri Komunitas Anak-Anak Lebebae (Lebebae Kids Community), Kezia Arabelle Tulalessy

AMBON, MalukuTerkini.com – Kepedulian terhadap lingkungan hidup membawa Pendiri Komunitas Anak-Anak Lebebae (Lebebae Kids Community), Kezia Arabelle Tulalessy (16) termasuk dalam deretan penerima penghargaan Perempuan Berjasa dan Berprestasi Bidang Lingkungan Hidup dalam rangka Hari Kartini 2022.

Kezia akan menerima penghargaan tersebut saat puncak peringatan Hari Kartini 2022 di Istana Negara, Jakarta, Kamis (21/4/2022).

Ia ditetapkan bersama 9 penerima lainnya oleh Organisasi Aksi Solidaritas Era Kabinet Indonesia Maju (OASE-KIM).

Kezia  masuk dalam kategori penerima penghargaan Perempuan Berjasa dan Berprestasi Bidang Lingkungan Hidup bersama Wagiem dari Ogan Komering Ulu – Provinsi Sumatera Selatan.

OASE-KIM juga nenetapkan 8 penerima penghargaan Perempuan Berjasa dan Berprestasi Bidang Pendidikan, Bidang Kesehatan, Bidang Sosial Budaya dan Bidang Pertanian.

Dalam salinan surat Dirjen Otonomi Daerah Kementerian Dalam Negeri nomor  002.6/2710/OTDA tertanggal 14 April 2022 yang ditandatangan Dirjen Akmal Malik dan ditujukan kepada para gubernur yang merupakan daerah asal penerima termasuk Gubernur Maluku, disebutkan para penerima penghargaan yang terpilih tersebut akan menghadiri acara puncak Hari Kartini tahun 2022 di Jakarta.

“Para penerima penghargaan yang terpilih tersebut akan menghadiri acara puncak Hari Kartini tahun 2022 di Jakarta yang dimulai sejak 19 – 22 April 2022,” ungkap Dirjen Otonomi Daerah Kemendagri, Akmal Malik dalam suratnya yang salinannya dilihat malukuterkini.com, Jumat (15/4/2022).

Sebagaimana diketahui, inisiasi mendirikan Komunitas Anak-Anak Lebebae (Lebebae Kids Community) ini berawal dari rasa prihatinnya terhadap lingkungan pantai dekat rumah tempat dimana dia dan kawan-kawannya bermain yang sangat kotor dan dipenuhi sampah terutama sampah plastik.

Biasanya Kezia dan beberapa kawan tetangga rumahnya akan memungut sampah-sampah tersebut bila sedang bermain di pantai, namun semakin hari jumlah sampah tersebut semakin banyak sehingga pantai tidak lagi menjadi tempat bermain yang nyaman.

Ditambah lagi desa dimana Kezia tinggal adalah salah satu desa tujuan wisata seni dan budaya, bila pantainya terlihat kotor, wisatawan akan enggan berkunjung.  Untuk itu ia merasa perlu melibatkan banyak anak dalam sebuah kegiatan yang terorganisir agar semakin banyak anak dapat ikut ambil bagian dalam aksi kecil menjaga bumi agar mereka tetap menikmati bumi yang sama yang mereka nikmati saat ini di masa depan.

Kezia pun berdiskusi dengan orang tuanya, Gaspar Nico Tulalessy dan Marie de Fretes, untuk mendapatkan masukan dan pandangan atas ide tersebut.

Dengan dukungan penuh kedua orang tua, adik-adik dan teman-teman dari lingkungan terdekatnya di rumah, maka lahirlah Komunitas Anak-Anak Lebebae atau Lebebae Kids Community pada pertengahan tahun 2020.

Lebebae dalam Bahasa Indonesia artinya Lebih Baik. Kezia bersama dengan kawan-kawannya ingin menjaga lingkungannya menjadi lebih baik.

Saat ini jumlah anggota komunitas sebanyak 70 anak, usia 10 – 18 tahun. Tujuan komunitas ini adalah untuk menjaga, melestarikan, mencintai, merawat, dan melindungi alam. Dengan demikian, kegiatan komunitas ini berkembang, tidak hanya sebatas membersihkan daerah pantai, tetapi juga ikut menjaga kelangsungan hutan sebagai paru-paru dunia dengan melakukan penanaman bibit pohon di beberapa lokasi.

Beberapa kegiatan yang pernah dilakukan oleh Lebebae Kids Community antara lain pembersihan beberapa pantai di Desa Amahusu, pembersihan Santai Beach, pembersihan tempat wisata alam Siwang, pembersihan pantai di Desa Latuhalat, penanaman pohon di beberapa lokasi di Desa Amahusu, penanaman pohon di Siwang, dan yang terkini adalah pembersihan pantai Tanjung Martafons.

Kegiatan lain yang dilakukan adalah melakukan sosialisasi tentang bahaya sampah plastik kepada pengunjung Pantai Namalatu, sosialisasi internal kepada anggota Lebebae Kids Community terkait berbagai topik yang berkaitan dengan menjaga lingkungan/alam dengan mengundang aktivis lingkungan yang ada di Kota Ambon, daur ulang sampah plastik.

Dalam melakukan kegiatannya, Lebebae Kids Community tidak sendiri, mereka membangun jejaring dengan berbagai pihak seperti misalnya Ocean Crusaders (organisasi pencinta lingkungan dari Australia), Korem 151 Binaiya, Dinas Lingkungan Hidup Kota Ambon, Komunitas The Mulung, Komisi Lingkungan GPM Imanuel Amahusu, Komunitas Terus Jaga Rumah, Nusaniwe Divers Community, dan lain-lain.

Komunitas ini mendapat berbagai bantuan untuk mendukung kegiatan mereka, baik dalam bentuk finansial, serta dukungan operasional lainnya.

Salah satu hobi dari Kezia yang saat ini tengah duduk di bangku kelas 11 jurusan IPS SMA Lentera Harapan Ambon adalah menyelam.

Saat ini Kezia telah memiliki sertifikat open water diver. Ia pernah tergabung dalam organisasi Anak Cinta Laut, binaan Nusaniwe Diving Community, dimana salah satu kegiatan yang pernah diikuti oleh Kezia dalam organisasi ini adalah penanaman terumbu karang di Pantai Mataru - Amahusu, pantai tempat Kezia dan kawan-kawan bermain, pantai yang menginspirasi Kezia untuk membentuk komunitas-nya untuk berkontribusi pada alam yang lestari.

Sebagai organisasi anak yang baru terbentuk, Kezia dan komunitasnya pun mengalami tantangan/kendala antara lain membagi waktu antara kegiatan komunitas dan kegiatan sekolah/lainnya, kekurangan fasilitas pendukung kegiatan, perbedaan pendapat antar anggota, atau anggota yang kurang bersemangat.

Untuk mengatasinya, Kezia dan teman-teman komunitas berkomitmen untuk memprioritaskan penyelesaian tugas-tugas sekolah sebelum mengikuti kegiatan, membangun jejaring dengan berbagai pihak untuk bekerjasama dalam berkegiatan, membangun rasa saling menghargai, mendukung dan pengertian antar sesama anggota komunitas.

Kezia dan komunitasnya berharap ke depannya mereka bisa menjadi contoh bagi semua orang dewasa dan menginspirasi lebih banyak anak-anak seusia mereka untuk ikut menjaga bumi agar tetap layak ditinggali melalui aksi-aksi kecil seperti angkat sampah dan tanam pohon untuk bumi yang lebebae. (MT-05)

Penulis:

Baca Juga

error: Content is protected !!