Relawan: Gibran Sosok Muda yang Nasionalis & Toleran
AMBON, MalukuTerkini.com - Calon Wakil Presiden (Cawapres) nomor urut 02, Gibran Rakabuming Raka, merupakan sosok muda yang nasionalis dan toleran.
Karena itu, sosok seorang Gibran memiliki potensi dan kemampuan yang dibutuhkan Indonesia ke depan.
Hal ini diungkapkan Ketua Dewan Pembina Relawan Lentera Kasih (Relasi) Prabowo - Gibran, Sahat Martin Philip Sinurat kepada malukuterkini.com, di Ambon, Senin (8/1/2024).
Menurut Sahat, sosok Gibran merupakan tokoh milenial nasional yang kiprahnya sudah terbukti saat menjadi Wali Kota di Solo.
"Mas Gibran ini adalah salah seorang tokoh muda, tokoh milenial nasional yang sudah berkiprah menjadi wali kota di Solo dan dalam dua setengah tahun pengabdian beliau di Solo itu memberikan dampak yang besar bagi masyarakat, meningkatkan pendapatan masyarakat lokal, kemudian juga mengembangkan ekonomi kreatif terkhusus memberikan perhatian bagi generasi muda yang saat ini jumlahnya sekitar hampir 60% dari total penduduk Indonesia, sehingga apa yang dilakukan kemudian tentunya menginspirasi kita generasi muda, untuk bisa berkarya di berbagai profesi kita masing-masing," ungkapnya.
Sahat yang juga merupakan Ketua Umum Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI) ini berharap apa yang dilakukan Gibran di Solo akan dirasakan pula oleh seluruh masyarakat Indonesia.
"Tentunya kita berharap bagaimana apa yang sudah dilakukan oleh Mas Gibran di Solo tidak hanya dirasakan oleh masyarakat Solo, tapi bagaimana juga dampak itu bisa dilakukan lebih besar yaitu Indonesia. Jadi ketika kita tahu beliau menjadi calon wakil presiden maka ini menjadi harapan generasi muda. Bahwa ada tokoh pemuda yang bisa memberi perhatian bagi generasi muda kita," katanya.
Selain itu, sosok Gibran yang adalah sosok nasionalis dan toleran sehingga dapat menyelesaikan segala permasalahan atau peristiwa dengan merespon secara baik.
"Mas Gibran ini adalah salah seorang tokoh yang nasionalis, toleran dan itu ditunjukkan ketika beliau menjadi walikota di Solo dimana ada peristiwa-peristiwa yang intoleran yang terjadi di sana, seperti penutupan rumah ibadah, kemudian juga ada makam umat yang dihancurkan oleh orang yang berbeda agama, itu beliau langsung merespon langsung merespon untuk menunjukkan bahwa sebagai pemerintah harus berdiri di atas semua golongan dan Kita tahu bersama peristiwa intoleransi itu tidak hanya terjadi di Solo masih terjadi di beberapa daerah lain di Indonesia sehingga kita membutuhkan pemimpin yang berani pemimpin, yang bernyali pemimpin, yang tidak hanya pro kepada satu kelompok tertentu tapi benar-benar pro kepada seluruh kelompok masyarakat yaitu seluruh warga negara Indonesia dan itu yang tentu yang kita harapkan kepemimpinan yang akan memimpin Indonesia ke depan," tandas Sinurat. (MT-04)
Komentar