Persidangan ke-48 Klasis GPM Kota Ambon Digelar

AMBON, MalukuTerkini.com - Persidangan ke-48 Klasis Gereja Protestan Maluku (GPM) Kota Ambon tahun 2024 mulai digelar di Jemaat GPM Silo, Ambon, Minggu (3/3/2024).
Persidangan berlangsung dibawah sorotan tema “Beritakanlah Tahun Rahmat Tuhan Telah Datang dan Kerjakanlah Keselamatanmu” dan Sub Tema “Bersama-Sama Meningkatkan Kualitas Hidup Sebagai Wujud Bertumbuhnya Keluarga Allah”.
Anggota Majelis Pekerja Harian (MPH) Sinode GPM, Pendeta Nancy Gaspersz/Souisa saat membuka persidangan tersebut menjelaskan, pergumulan MPH Sinode GPM periode 2021-2025 adalah etape penting karena berkomitmen meletakan dasar-dasar yang kuat menuju satu abad pada tahun 2035.
“Jalan kesatu abad adalah jalan dengan memperkuat warga gereja sebagai subjek utama dan fokus utama pelayanan gereja,” jelasnya.
Ia mengaku ada dua aspek penting yang menjadi target yaitu kualitas dan taraf ekonomi kelouarga serrta pendidikan anak dan remaja pemuda.
“Melalui GPM menyatakan keberpihakan kepada sumber daya umat termasuk anak-anak, remaja dan pemuda. Agenda menju satu abad GPM itu menjadi bagian dari kerja gereja secara kolaboratif sebagai wujud koinonia yang teranformatif dimana setiap bagian mengerjakan tugasnya dalam hal berjalan bersama,” ungkapnya.
Sememtara itu, Ketua Klasis GPM Kota Ambon, Pedeta Ricardo A Rikumahu mengatakan peserta persidangan ini harus membahas konten dan metode pelayanan gereja.
“Kita harus mengevaluasi secara serius relevansi pelayanan gereja dengan berbagai persoalanyang tibmbul di jemaat,” katanya.
Menurutnya, sejalan dengan usaha memperkuat iman warga gereja maka keberadaan pendeta, penatua dan diaken harus mendapat perhatian.
“Dari segi jumlah seluruh jemaat di wilayah Klasis GPM Kota Ambon telah memiliki pendeta, pendeta dan diaken yang sesuai dengan rasio kebutuhan jemaat sehingga nyaris tidak terdengar persaoalan kevakuman pelayanan di jemaat. Jika ada itu hanya kasuistis,” ungkapnya.
Rikumahu menjelaskan, keseriusan gereja melayanni juga tidak berbanding lurus dengan pertumbuhan kehidupan jemaat.
“Hal itu tampak dalam persoalan-persoalan etika yang timbul di jemaat seperti KDRT, penelantaran anak dan lan-lain. Persidangan klasis ini harus mempercakapkan peran gereja dalam memperkuat pelayanan gereja. Ha itu dapat dilakukan melakui penyiapan bahan dan metode pembinaan umat yang relevan dengan kehidupan umat serta membentuk kadar spiritualitas pelayan yang tinggi,” jelasnya.
Di tempat yang sama, Penjabat Wali Kota Ambon Bodewin Wattimena mengatakan, saat ini dunia berada dalam situasi akibat perubahan iklim yang terjadi.
“Hampir seluruh pelosok dunia perubahan iklim menjadi masalah yang sementara serius dibahas karena dampaknya sementara kita rasakan. Khusus di Kota Ambon saat ini kita merasakan dampak el nino. Kemarau yang berkepanjangan menyebabkan kota ini mengalami persoalan penting. Persoalan yang paling utama saat ini, yaitu krisis air bersih karena di beberaoa lokasi sumber-sumber air bawah tanah justru mengering sehingga tidak bisa dialiri ke warga. Untuk itu marilah kita bersama-sama menyikapi dampak perubahan iklim,” jelasnya.
Persidangan ke-48 Klasis GPM Kota Ambon berlangsung selama sehari Sabtu (3/3/2024) yang diikuti 162 peserta b iasa maupun luar biasa termasuk perutusan dari 21 jemaat di wilayah pelayanan Klasis GPM Kota Ambon. (MT-04)
Komentar