Warga Tamilouw & Sepa Bentrok, Ini Penjelasan Kapolres Malteng
AMBON, MalukuTerkini.com - Bentrok antar warga Dusun Rounussa Negeri Sepa dan Tamilouw, Kabupaten Maluku Tengah (Malteng) yang terjadi, Senin (1/11/2021) dipicu persoalan batas wilayah petuanan.
Akibatnya satu warga Tamilouw menunggal dunia dan sekitar 9 lainnya mengalami luka sayatan benda tajam.
Kendati demikian, situasi kedua warga yang terlibat bentrok sudah mulai kondusif namun aparat gabungan masih siaga dan berada di perbatasan kedua negeri tersebut.
Hal ini diungkapkan oleh Kapolres Malteng, AKBP Rositah Umasugi kepada malukuterkini.com, Selasa (2/11/2021) dini hari.
Menurut Umasugi antisipasi kejadian awal sudah dilakukan, bahkan aparat keamanan sudah berhasil menghalau masa dengan upaya penembakan gas air mata.
Namun disaat aparat berupaya untuk menghalau, terjadi penyerangan dari bagian arah Gunung Rounussa dengan masa hampir 100 orang sehingga terjadi penganiayaan dan mengakibatkan korban meninggal serta luka warga Tamilouw.
"Jadi kita itu sudah siaga karena sebelumnya ada kejadian serupa sehinggga sudah kita antisipasi jangan sampai ada serangan balik. Kita memang sudah mengeluarkan tembakan gas air mata tetapi warga Rounussa yang dari gunung turun dan langsung terjadi penyerangan. Itu kejadian karena kondisi dan situasi mendadak dan kita sudah coba antisipasi sudah sampai itu dan terjadi benturan di posisi terakhir tadi yang mengakibatkan adanya korban," ungkapnya.
Namun demikian, hingga saat ini situasi telah membaik dan aparat masih tetap siaga untuk mengantisipasi terjadi hal-hal tidak diinginkan bersama.
Umasugi juga menguraikan awal terjadi bentrok sesuai dengan postingan dan video yang beredar yang dipicu soal batas wilayah.
Saat proses pengecekan komisi pengecekan lahan yang menjadi sengketa antara kedua negeri terkait tanaman milik warga Dusun Rounnusa Negeri Sepa yang dirusaki oleh oknum masyarakat Negeri Tamilouw.
Namun saat pengecekan Senin (1/11/2021) siang kemarin tidak ada titik temu dan masih ada saling klaim terkait kepemilikan lahan tersebut sehingga disepakati kegiatan yang dilaksanakan belum bisa diputuskan satu kesimpulan, kedua negeri akan kembali dipertemukan membahas surat komisi serta menghadirka pihak yang bermasalah.
Selain itu, kegiatan Komisi selanjutnya dengan melibatkan stakeholder dari kedua Negeri dan Pemkab Malteng dan Lahan tersebut saat ini menjadi status quo, menunggu hasil dari kedua negeri.
"Jadi belum ada titik temu terkait masalan lahan, sehingga masih akan dilakukan mediasi lagi," ujarnya.
Akibat kejadian bentrok tersebut satu warga Negeri Tamilouw yaitu Hasyim Tuharea alias Acim mengalami luka potong pada bagian wajah dan lengan kanan dan meninggal dunia. Sedangkan Muhammad Akuhilo mengalami luka pada bagian kaki kiri akibat terkena panah.
Tak hanya itu sekitar 8 orang masyarakat Negeri Tamilouw mengalami luka akibat terkena panah namun identitas belum diketahui.
Baca Juga: Situasi Kondusif, 120 Personel Gabungan Masih Siaga Perbatasan Tamilouw-Sepa
Selain korban jiwa, ada juga 2 rumah kebun/walang dan 3 sepeda motor ludes dibakar. Sementara 13 Unit sepeda motor milik masyarakat Negeri Tamilouw juga ikut dirusaki massa. (MT-04)
Komentar