Sekilas Info

Nobar ‘Orpa’, Kapolda Maluku: Menginspirasi Dunia Pendidikan

AMBON, MalukuTerkini.com – Kapolda Maluku, Irjen Pol Lotharia Latif nonton bareng (nobar) film "Orpa" di Studio 4 Cinema XXI Ambon City Center, Ambon, Sabtu (10/6/2023).

Turut hadir dalam nobar film yang dilakukan untuk menyambut HUT ke-77 Bhayangkara tahun ini, yaitu Wakapolda Maluku Brigjen Stephen M Napiun, Irwasda Maluku dan para pejabat utama Polda Maluku. Tampak hadir para pemuda-pemudi dan mahasiswa Papua.

"Hari ini kita bersama mahasiswa dan pemuda-pemudi dari Papua nonton bareng sebuah film yang cukup bagus. Film ini dibuat oleh anak-anak Papua," kata Kapolda.

Film Orpa menceritakan tentang cita-cita seorang anak perempuan yang hidup di pedalaman Papua. Namanya Orpa yang berkeinginan kuat untuk mendapatkan pendidikan yang lebih baik.

"Jadi saya beserta keluarga besar Polda Maluku dan beberapa masyarakat di sini kita ingin melihat film tersebut. Diresensinya film ini menceritakan tentang bagaimana pendidikan anak perempuan di Papua," kata Kapolda sebelum nobar digelar.

Kapolda mengaku tertarik dengan film tersebut setelah membaca resensinya. Ceritanya dapat menjadi inspirasi bagi dunia pendidikan.

"Saya berharap film ini dapat menginspirasi tidak hanya untuk di Papua saja, tapi di seluruh wilayah di Indonesia, termasuk di Maluku. Inspirasi terkait bagaimana perjuangan seorang anak perempuan yang ingin mendapatkan pendidikan yang tinggi dan ini sangat menginspirasi kita semua," ungkapnya.

Tak hanya itu, Kapolda Maluku juga memberikan apresiasi kepada sutradara dan produser film tersebut. Sebab, di tengah-tengah derasnya film asing, masih ada film lokal yang dibuat dan sangat menginspirasi, khususnya di dunia pendidikan.

"Saya memberikan apresiasi karena masih ada film yang dibuat dengan katakanlah kesungguhan dan hati nurani dan memberikan contoh teladan bagi kita semua. Mudah-mudahan ini dapat menginspirasi kepada yang lain," harapnya.

Bicara dunia pendidikan khususnya di Maluku, Kapolda mengaku Polda Maluku juga memberikan perhatian serius, meski bukan tupoksinya.

"Kita juga mempunyai perhatian terhadap pendidikan di wilayah Maluku ini. Babinkamtibmas kita juga banyak yang men-support pendidikan di daerah-daerah terpencil khususnya. Mereka memberikan tenaga, pikiran, bahkan juga membantu pendidikan di wilayah-wilayah yang tidak terjangkau. Saya kira ini salah satu langkah yang bisa kita lakukan di Maluku," jelasnya.

Sebagaimana diketahui, Orpa merupakan film pertama yang digarap oleh sutradara dan penulis pendatang baru asal Papua, yaitu Theogracia Rumansara. Orpa ternyata lahir dari program workshop bernama Jendela Papua. Selain dikerjakan oleh sutradara Papua, film ini juga dibintangi oleh aktor Papua, di antaranya Orsila Murib, Arnold Kobogau, Otiana Murib, dan Michael Kho.

Film ini berkisah tentang Orpa, seorang gadis Papua berusia 16 tahun yang akan dinikahkan dengan orang kaya dari Jayapura. Tidak mau menjadi ibu rumah tangga di usianya yang muda, Orpa melarikan diri untuk mengejar mimpinya bersekolah di Wamena, yang mana dia ingin belajar lebih banyak tentang efek medis dari tanaman Papua.

Dalam perjalanannya, Orpa berpapasan dengan Ryan, calon musisi asal Jakarta yang setuju untuk membawanya ke Wamena. Namun, perjalanan mereka menemui kesulitan karena dikejar oleh ayahnya Orpa dan warga desa yang menuduh Ryan kabur dari kasus pembunuhan.

Film Orpa berasal dari Jendela Papua, sebuah sayembara pencarian empat filmmaker terbaik Papua yang memproduksi satu film panjang secara kolektif. Keempat pemenang Jendela Papua kemudian mendapatkan pelatihan proses pembuatan film secara intensif di Jakarta selama satu minggu.

Untuk film panjang pertamanya, Theo memilih cerita yang menyinggung pendidikan di Papua karena didasarkan oleh keadaan nyata yang terjadi di wilayahnya. Dari keempat cerita, cerita milik Theogracia Rumansara yang terpilih untuk difilmkan. (MT-04)

Penulis:

Baca Juga

error: Content is protected !!