Pilkada Tanimbar
Kampanyekan Boy-Poli, Bitto Temmar: Pilihlah Pemimpin yang Rendah Hati

SAUMLAKI, MalukuTerkini.com - Akhirnya terjawab sudah, kemana arah dukungan politik mantan Bupati Maluku Tenggara Barat (MTB), yang kini resmi berganti nama menjadi Kabupaten Kepulauan Tanimbar dua periode, Bitsael Silvester Temmar, atau akrab disapa Bitto.
Untuk pertama kalinya, Bitto secara terbuka menyatakan dukungan politiknya dengan tampil perdana dalam kampanye dialogis pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Kepulauan Tanimbar Nomor Urut 4, Julianus Aboyaman Uwuratuw-Polikarpus Lalamafu, dengan jargon JU4RA.
Dalam orasi politiknya saat kampanye dialogis di Desa Meyano Bab, yang juga dihadiri warga dari Desa Meyano Das, Minggu (20/10/2024), Bitto mengungkapkan kebahagiaannya melihat masyarakat dua desa ini hidup berdampingan.
Kendati masih ada perbedaan-perbedaan, namun tetap saling mengunjungi. Ia pun mengenang masa pemerintahannya yang akhirnya memutuskan untuk kedua desa bersaudara ini berdiri sendiri.
"Malam ini Saya datang, Saya menyaksikan sesuatu yang indah. Ada warga Meyano Bab disini, tapi juga ada Meyano Das disini, Syukur kepada Tuhan. Saya berharap kebersamaan ini terus dibina, tidak ada yang lebih indah dari hidup sebagai saudara," tandasnya.
Bitto mengakui sebenarnya, pada Pilkada Tanimnbar tahun 2024 ini, dirinya ingin absen untuk terlibat dalam konstalasi politik.
"Sebetulnya saya ingin absen pada Pilkada Kabupaten Kepulauan Tanimbar," ujarnya.
Hal ini cukup beralasan, lantaran dirinya diminta masuk dalam tim penasihat salah satu pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Maluku dan juga menjadi tim penasehat salah satu paslon Wali Kota Ambon.
Sebelum keputusan itu diambilnya untuk absen dari Pilkada Kabupaten Tanimbar, ia mendapat kejutan dari dua sosok anak muda yang datangi langsung kediaman pribadinya di Ambon dan menyampaikan permintaan untuk mendampingi kedua sosok muda ini di Pilkada KKT.
"Ada dua anak muda datang ke rumah saya sampai dua kali. Mereka meminta saya untuk mendampingi mereka," ujarnya.
Sebelum memutuskan menerima ataupun menolak permintaan tersebut, iapun melontarkan banyak pertanyaan. Hal ini, harus dilakukannya, karena sebagai Tokoh Tanimbar dan tercatat berhasil memimpin Tanimbar selama 10 tahun, ia ingin memastikan calon pemimpin Tanimbar lima tahun akan datang bisa membawa rakyat dan Negeri Duan Lolat ini lima tahun kedepan keluar dari krisis.
"Mengapa saya bertanya banyak hal? Karena saya ingin memastikan Tanimbar lima tahun yang akan datang adalah Tanimbar yang keluar dari krisis," tanfdasya.
Dari pertemuan demi pertemuan, akhirnya ia menemukan beberapa hal penting yang kemudian menjadi dasar seorang Bitto memutuskan untuk sementara waktu meninggalkan Ambon dan berada di Tanimbar.
Dua hal itu, ungkap BST ialah pasangan anak muda ini (Boy-Poli) dinilainya memiliki kerendahan hati yang tak dimiliki oleh 4 Paslon lainnya.
"Pasangan anak muda ini rendah hati. Saya kenal semuanya, tapi empat diantaranya sombong, angkuh, tapi dua anak muda ini benar-benar rendah hati," katanya.
Kerendahan hati itulah, yang menurut BST sangat dibutuhkan oleh Tanimbar. Karena menurut dia, Tanimbar tidak membutuhkan orang yang seolah-olah cerdas.
“Tanimbar membutuhkan kerendahan hati dari pemimpinnya. Saya menemukan rendah hati itu pada dua anak muda ini, Boy-Poli," ungkapnya.
Hal penting kedua yang turut mempengaruhi keputusan dukungannya yakni latar belakang pendidikan maupun keluarga dari Paslon Boy-Poli, sebab banyak orang memegang ijazah pendidikan tinggi, namun belum tentu membuat seseorang rendah hati.
"Sekolah tinggi-tinggi, tapi belum tentu terpelajar. Orang terpelajar itu biasanya rendah hati. Tapi orang pegang ijazah tidak akan pernah rendah hati karena dia tidak terpelajar," ujarnya.
Ia juga mengulas era kepemimpinannya, yang saat ini, seorang Dokter Ahli Bedah Boy Uwuratuw datang mengabdi di Tanimbar selama satu setengah tahun. Ia sudah melihat kerendahan hati dari seorang putra Tanimbar yang terlahir dari pasangan Gotlief Uwuratuw dan Yohana Masela ini.
'Boy satu tahun setengah datang mengabdi di Tanimbar dan saya menyaksikan kerendahan hati itu. Nyaris tanpa kata, nyaris tanpa kalimat, selama satu tahun lebih bertugas di rumah sakit Magreti, dengan segenap hati, dia mengerjakan tugas-tugasnya dengan baik," kata BST.
Melihat kerendahan hati dari seorang anak muda Boy Uwuratuw ini, Bitto tidak kaget, lantaran melihat latar belakang keluarga Boy Uwuratuw yang terlahir dari seorang guru yang mendedikasikan diri di negeri ini.
Begitu juga dengan sosok wakilnya, Poli Lalamafu. Dimana seorang Poli jatuh bangun dengan satu perguruan tinggi untuk mendekatkan pendidikan tinggi dengan kebutuhan masyarakat Tanimbar.
"Orang Tanimbar yang berduit, silakan kuliahkan anaknya ke Jawa, silakan ke Ambon, tapi yang hidup pas-pasan, seperti kami di masa lampau, cukuplah datang kuliah di Saumlaki," ujar BST.
Oleh sebab itu, Bitto mengajak masyarakat Meyano maupun rakyat Tanimbar secara umum untuk menjatuhkan pilihan kepada Paslon Boy-Poli.
"Kalau bapak-bapak dan ibu-ibu pada tanggal 27 November nanti, tidak memilih pasangan ini, saya tidak rugi apa-apa secara pribadi. Tapi saya percaya orang yang rendah hati seperti mereka, anda tidak pilih, anda akan rugi besar dan kehilangan kesempatan untuk keluar dari krisis saat ini di Tanimbar," ungkapnya. (MT-06)
Komentar