Tanggap Darurat Tanah Bergerak di IAIN Ambon, Dinas PUPR Maluku Alihkan Alur Air

AMBON – Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Provinsi Maluku melakukan tanggap darurat di lokasi tanah bergerak di kawasan kampus Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ambon, Minggu (9/6/2019).
Langkah tanggap darurat dilakukan dengan memblokir alur air menuju titik-titik yang tanahnya telah mengalami pergerakan atau pergeseran. Pada titik-titik tertentu ditempatkan karung-karung berisi tanah agar alur air dialihkan guna mengurangi pergerakan tanah.
Kepala Dinas PUPR Provinsi Maluku Ismael Usemahu kepada wartawan disela-sela proses tanggap darurat di kampus IAIN Ambon tersebut, Minggu (9/6/2019) mengaku luasan tanah yang mengalami pergerakan atau pergeseran sudah mencapai 250 meter x 200 meter.
“Kondisi memang sudah sangat memprihatinkan. Luasan areal tanah yang mengalami pergerakan atau pergeseran sudah mencapai 250 meter x 200 meter,” ungkapnya.
Menyikapi kondisi tersebut, kata Usemahu, pihaknya melakukan penanganan darurat dengan meblokir alur air sehingga tidak melewati titik-titik tanah yang sudah mengalami pergerakan atau pergeseran.
“Saat ini areal di sekitar gedung Pusat Perpustakaan maupun gedung generator mengalami pergerakan atau pergeseran yang paling parah. Rata-rata tanahnya sudah menurun sekirar 2,5 meter dari kondisi semula. Ada juga titik-titik yang mengalami longsoran. Untuk itu, kita melakukan tanggap darurat dengan memblokir aliran air yng biasanya mengalir ke daerah pergerakan atau pergeseran,” katanya.
Selain alur air yang dibelokan, jelas Usemahu, pihaknya juga menutup areal longsoran dengan trepan. “Pada areal longsoran ke usahakan tutup dengan terpal sehingga tidak terkena terjangan hujan secara langsung,” ujarnya.
Pantauan malukuterkini.com, proses pemblokiran aliran air dengan memasang karung-karung berisi tanah dilakukan personel TNI/Polri, yang terdiri dari personel Detasemen Zeni Tempur 5/CMG, Denkav-5/BLC, Batalyon Marinir Pertahanan Pangkalan (Yonmarhanlan) IX Ambon dan Polda Maluku.
Kegiatan yang dimulai sejak pagi tersebut dibagi menjadi tiga tim dengan tugas yang berbeda meliputi tim pertama bertugas mengisi karung dengan tanah, sedangkan tim kedua memindah karung berisi tanah ke lokasi yang akan dipondasi dan tim ketiga bertugas menata karung berisi tanah untuk dijadikan pondasi sebagai penahan tanah agar tidak longsor.
Sejak terjadinya pergerakan atau pergesseran tanah Senin (3/6/2019), selain gedung Pusat Perpustakaan, retakan tanah yang agak memanjang dan dalam juga terlihat disekitar gedung generator. Gedung tersebut terletak bersebelahan dengan gedung Pusat Perpustakaan. Bahkan saat ini, tanah di sekitar gedung tersebut telah menurun sekitar 2,5 meter dari posisi semula.
Keretakan akibat pergerakan tanah juga terjadi di Gedung Audiotorium dan Gedung Laboratorium Matematika. Bahkan jika pergerakan tanah terus terjadi maka bisa saja Gedung Rektorat dan Gedung Fakultas Tarbiyah terkena dampak. Apalagi intensitas curah hujan akhir-akhir tetap tinggi. (MT-01)
Komentar