Maluku Inflasi 3,63% di Juni 2024, Ini Penyebabnya

AMBON, MalukuTerkini.com - Pada Juni 2024 terjadi inflasi year on year (y-on-y) di Provinsi Maluku sebesar 3,63 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 107,78.
“Inflasi tertinggi terjadi di Kota Ambon sebesar 4,49 persen dengan IHK sebesar 109,10 dan terendah terjadi di Kabupaten Maluku Tengah sebesar 2,36 persen dengan IHK sebesar 105,57,” ungkap Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Maluku, Maritje Pattiwaelapia di Ambon, Senin (1/7/2024).
Dijelaskan, perkembangan harga berbagai komoditas pada Juni 2024 secara umum menunjukkan adanya kenaikan.
“Berdasarkan hasil pemantauan BPS Provinsi Maluku di 3 kabupaten/kota, pada Juni 2024 terjadi inflasi y-on-y sebesar 3,63 persen, atau terjadi kenaikan IHK dari 104,00 pada Juni 2023 menjadi 107,78 pada Juni 2024. Tingkat inflasi m-to-m sebesar 1,33 persen dan tingkat inflasi y-to-d sebesar 2,03 persen,” jelasnya.
Ia merincikan, inflasi y-on-y terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya 10 indeks kelompok pengeluaran, yaitu: kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 6,10 persen; kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 5,79 persen; kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 5,59 persen; kelompok kesehatan sebesar 4,74 persen; kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 2,89 persen; kelompok transportasi sebesar 2,77 persen; kelompok pendidikan sebesar 1,68 persen; kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 1,44 persen; kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,81 persen; dan kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,32 persen.
“Sementara kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks, yaitu: kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,13 persen,” rincinya.
Ia mengatakan, komoditas yang dominan memberikan andil/sumbangan inflasi y-on-y pada Juni 2024, antara lain: beras, nasi dengan lauk, sawi hijau, kangkung, emas perhiasan, sigaret kretek mesin (SKM), buncis, tarif angkutan udara, bayam, gula pasir, ikan layang/mumar, kacang panjang, ikan tongkol/komu, kopi bubuk, pembalut wanita, bahan bakar rumah tangga, cabai rawit, popok bayi sekali pakai/diapers, tarif angkutan laut dan tomat.
“Sedangkan komoditas yang memberikan andil/sumbangan deflasi y-on-y, antara lain: ikan cakalang, ikan selar/kawalinya, cabai merah, pisang, baju kaos tanpa kerah/t-shirt pria, daun melinjo, ikan kembung/lema, pepaya, minuman ringan, handbody lotion, telepon seluler, sabun mandi cair, tas sekolah, lemon, tepung terigu, ikan kakap merah dan lada/merica,” katanya.
Sementara komoditas yang dominan memberikan andil/sumbangan inflasi m-to-m pada Juni 2024, antara lain sawi hijau, kangkung, ikan tongkol/komu, bayam, ikan layang/mumar, kacang panjang, beras, nasi dengan lauk, ikan selar/kawalinya, popok bayi sekali pakai/diapers, terong, talas/keladi, kopi bubuk, buncis, ikan goreng, sigaret kretek mesin (SKM), cabai merah, emas perhiasan, daun singkong dan tarif angkutan udara.
“Sedangkan komoditas yang memberikan andil/sumbangan deflasi m-to-m, antara lain: bawang merah, tomat, bawang putih, cabai rawit, baju kaos tanpa kerah/t-shirt pria, ikan cakalang, telur ayam ras dan susu bubuk,” ungkaonya.
Pada Juni 2024, kelompok pengeluaran yang memberikan andil/sumbangan inflasi y-on-y, yaitu: kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 2,00 persen; kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 0,44 persen; kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,44 persen; kelompok transportasi sebesar 0,38 persen; kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,11 persen; kelompok kesehatan sebesar 0,09 persen; kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,07 persen; kelompok pendidikan sebesar 0,06 persen; kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 0,03 persen; dan kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,02 persen.
“Sementara kelompok pengeluaran yang memberikan andil/sumbangan deflasi y-on-y, yaitu kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,01 persen,” ujarnya. (MT-05)
Komentar