Sekilas Info

Rektor Unpatti Beberkan Faktor Penentu Kualitas Pendidikan di Maluku

AMBON, MalukuTerkini.com - Guna meningkatkan kualitas pendidikan di Maluku dan khususnya Kota Ambon banyak faktor menjadi penentu.

Hal ini disampaikan oleh Rektor Unpatti, MJ Saptenno saat menyampaikan materinya tentang 'Meningkatkan Kualitas Pendidikan Untuk Memperkuat Daya Saing Pada Era Globalisasi Di Kota Ambon', dalam kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) oleh mahasiswa dan dosen Magister Hubungan Internasional Universitas Pelita Harapan (UPH), yang digelar di Ambon, Sabtu (6/5/2023).

Sapteno mengungkapkan sejumlah point tentang pentingnya peningkatkan kualitas pendidikan yang merupakan merupakan urat nadi kemajuan bangsa dengan pendidikan yang berkualitas maka bangsa akan maju danMandiri karena kemampuan bersaing dengan bangsa ini.

"Kualitas pendidikan ditentukan oleh berbagai faktor antara lain manajemen pendidikan, sistem kebiasaan dan budaya kerja keras atau etos kerja yang tinggi dan budaya fokus SDM yang berkualitas, komitmen dan tanggung jawab dari stakeholder, infrastruktur pendukung yang memadai kurikulum, Inovasi dan kreativitas serta kebijakan dan program yang teratur, terukur dan berkesinambungan dari pemerintah," jelas Saptenno.

Dengan demikian untuk mencapai kualitas pendidikan maka tanggung jawab berada pada keluarga, pemerintah, masyarakat termasuk pihak swasta.

Ia juga mejabarkan soal faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya mutu pendidikan. Dimana kesiapan SDM guru atau tenaga pendidik yang kurang memadai pada semua jenjang pendidikan formal,  tanggung jawab orang tua untuk mendisiplinkan anak sejak dini,  program dan kegiatan pemerintah yang selalu berubah-ubah,  kesiapan dan tanggung jawab orang tua atau keluarga yang kurang maksimal dan mempersiapkan anak sendiri  sejak dalam kandungan ibu.

Tak hanya itu perolehan  gizi bagi anak sebagai bahan asupan utama dalam meningkatkan kualitas dan kesehatan,  belum ada pencerahan yang jelas tentang eksistensi dan masa depan seorang anak sehingga tidak fokus untuk membina yang bersangkutan ke arah yang diinginkan.

Menyambung soal itu maka ada  tiga pilar pentingnya tanggung jawab dalam pendidikan yakni: Pendidikan terbagi atas tiga pilar penting pendidikan informal nonformal dan formal.

Oleh sebab itu, para pihak yang bertanggung jawab yakni pendidikan informal merupakan tanggung jawab orang tua, pendidikan non formal menjadi tanggung jawab masyarakat dan pendidikan formal menjadi tanggung jawab pemerintah dan stakeholder lainnya.

Bukan hanya itu,  peran budaya dalam membangun daya saing. Dimana budaya merupakan faktor penting dalam mendorong peningkatan kualitas pendidikan untuk meningkatkan daya saing global,  tanpa budaya maka semua yang dilakukan tidak memiliki dasar yang kuat, sebab tidak terbangun suatu proses internalisasi dan tanggung jawab yang sungguh dalam membangun kesadaran bersama.

"Budaya akan mendorong literasi yang baik Misalnya untuk membaca menulis meneliti dan mengembangkan potensi diri secara lebih baik,  budaya pasti akan mendorong etos kerja yang baik untuk maju Hal ini terkait dengan disiplin dan fokus untuk hal-hal yang sifatnya mendasar sehingga mampu mengembangkan potensi diri secara baik dan literasi dasar penting yakni budaya baca budaya tulis budaya tutur budaya hitung budaya kerja Inovasi dan kreativitas dan lain-lain yang merupakan hal yang sangat penting dan menentukan dalam  pengaturan global," urai Sapteno.

Rektor dua periode ini juga menyampaikan bahwa harus dibarengi dengan  peran orang tua/keluarga.

Hal ini yang masih sangat kurang sering ada anggapan pendidikan merupakan tanggung jawab guru.

"Ini sangat keliru kemudian orang tua dan atau keluarga memiliki tanggung jawab yang besar dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan serta tanggung jawab itu terwujud melalui pemahaman nilai-nilai dan prinsip serta norma-norma yang kuat dan bagi anak dalam kehidupan keluarga jadi pendidikan informal merupakan basis yang sangat kuat," ucapnya.

Selain itu pengaruh media sosial. Karena

media sosial saat ini mempunyai pengaruh yang luar biasa baik positif maupun negatif, media sosial menawarkan berbagai suku  yang menarik dan mempengaruhi perilaku anak sejak dini, media sosial dalam banyak kasus memberikan justifikasi untuk hal-hal yang kurang mendidik dan hanya untuk kepentingan tertentu yang kurang mendidik.

Semuanya itu maka harus sinkron pula dengan kinerja pemerintah. Yang boleh dikatakan kurang optimal baik secara individu maupun kelembagaan, masih berorientasi pada Project dibandingkan substansi dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan, kurang sistematis dalam mengembangkan dan melaksanakan berbagai program sesuai kondisi dan potensi yang dimiliki, kolaborasi belum menjadi bagian terpenting dalam manajemen pendidikan pada umumnya, langkah dan kebijakan strategi sesuai dengan kondisi dan potensi lokal kurang nampak dan belum sepenuhnya berorientasi pada mutu, masih bersifat formalitas dan kurang fokus dan rasa empati dan Simpati pada isu-isu pendidikan masih kurang.

Sebagaimana diketahui, pelaksaan kegiatan ini bekerjasama dengan Pusat Studi G20 Indonesia, Unpatti Ambon, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Maluku, Dinas Pendidikan Kota Ambon  dengan tema “Asean Matters-Epicentrum of Growth: Meningkatkan Kualitas Pendidikan Untuk Memperkuat Daya Saing Pada Era Globalisasi di Kota Ambon”. (MT-04)

Penulis:

Baca Juga

error: Content is protected !!