Sekilas Info

Januari 2024, BPS: Maluku Inflasi 4,12%

ANDIL INFLASI – Beras menjadi komoditas yang dominan memberikan andil/sumbangan inflasi y-on-y pada Januari 2024 di Provinsi Maluku

AMBON, MalukuTerkini.com – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada Januari 2024 terjadi inflasi year on year (y-on-y) Provinsi Maluku sebesar 4,12 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 105,84.

“Inflasi tertinggi terjadi di Kabupten Maluku Tengah sebesar 6,46 persen dengan IHK sebesar 106,15 dan terendah terjadi di Kota Ambon sebesar 2,74 persen dengan IHK sebesar 105,62 sementara di Kota Tual sebesar 2,88 persen dengan IHK sebebsar 106,06,” ungkap Kepala BPS Provinsi Maluku, Maritje Pattiwaellapia dalam keterangannya yang diterima malukuterkini.com, Kamis (1/2/2024).

Ia mengaku perkembangan harga berbagai komoditas pada Januari 2024 secara umum menunjukkan adanya kenaikan. Berdasarkan hasil pemantauan BPS Provinsi Maluku di 3 kabupaten/kota, pada Januari 2024 terjadi inflasi y-on-y sebesar 4,12 persen, atau terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 101,65 pada Januari 2023 menjadi 105,84 pada Januari 2024.

“Tingkat inflasi m-to-m dan tingkat inflasi y-to-d masing-masing sebesar 0,19 persen,” ujarnya.

Pattiwaellapia merincikan inflasi y-on-y terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya 10 indeks kelompok pengeluaran, yaitu: kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 8,35 persen; kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 4,85 persen; kelompok kesehatan sebesar 4,15 persen; kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 3,59 persen; kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 3,08 persen; kelompok transportasi sebesar 2,25 persen; kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 1,71 persen; kelompok pendidikan sebesar 1,59 persen; kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 1,10 persen; dan kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,50 persen.

“Sementara kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks, yaitu: kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,19 persen,” rincinya.

Dikatakan, komoditas yang dominan memberikan andil/sumbangan inflasi y-on-y pada Januari 2024, antara lain: beras, bawang putih, ikan layang/mumar, bahan bakar rumah tangga, ikan cakalang/sisik, sigaret kretek mesin (SKM), tomat, bawang merah, buncis, gula pasir, ikan tongkol/komu, cabai rawit, pembalut wanita, tarif angkutan udara, tarif angkutan laut, mobil, buku tulis bergaris, sigaret kretek tangan (SKT), nasi dengan lauk dan sigaret putih mesin (SPM).

“Sedangkan komoditas yang memberikan andil/sumbangan deflasi y-on-y, antara lain bayam, ikan selar/kawalinya, telur ayam ras, ketela pohon, terong, daun melinjo, sabun mandi cair, sabun cream detergen, minuman ringan, lemon, sepatu pria, telepon seluler, tempe, hand body lotion, ayam hidup, keramik, ikan teri, minyak goreng, tas sekolah dan sepatu anak,” katamya.

Sementara komoditas yang dominan memberikan andil/sumbangan inflasi m-to-m pada Januari 2024, jelasnya, antara lain tomat, ikan layang/mumar, ikan selar/kawalinya, bawang merah, bawang putih, ikan cakalang/sisik, ikan tuna, nasi dengan lauk, ikan asap, wortel, ikan kembung/lema, labu siam/jipang, sigaret kretek mesin (SKM), mobil, mie kering instant, biaya jaringan saluran TV, sigaret putih mesin (SPM), gula pasir dan kentang.

“Sedangkan komoditas yang memberikan andil/sumbangan deflasi m-to-m, antara lain: kangkung, tarif angkutan udara, cabai rawit, cabai merah, lemon, terong, daging ayam ras, ketimun, bayam, ikan tongkol/komu, daun melinjo, sawi hijau, daun singkong, bensin, ketela pohon, bahan bakar rumah tangga, pisang, ikan teri, beras dan minyak goreng,” jelas Pattiwaellapia.

Ia juga mengaku pada Januari 2024, kelompok pengeluaran yang memberikan andil/sumbangan inflasi y-on-y, yaitu: kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 2,81 persen; kelompok transportasi sebesar 0,31 persen; kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,29 persen; kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,23 persen; kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 0,22 persen; kelompok kesehatan sebesar 0,08 persen; kelompok pendidikan sebesar 0,06 persen; kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,06 persen; kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 0,06 persen; dan kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,02 persen.

“Sementara kelompok pengeluaran yang memberikan andil/sumbangan deflasi y-on-y, yaitu kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,01 persen,” jelasnya. (MT-05)

Penulis:

Baca Juga

error: Content is protected !!